Surabaya (ANTARA) - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyemangati para ibu hamil yang mengikuti vaksinasi massal COVID-19 di Gedung Airlangga Convention Center, Universitas Airlangga, Kamis.
"Akhirnya hari ini, kita bersama-sama menunjukkan gotong-royong melakukan vaksinasi bagi ibu hamil di Gedung Airlangga, sehingga lebih aman dan nyaman saat divaksin. Tugas kami memang menjaga ibu-ibu hamil ini, karena dikasih amanah anak oleh Tuhan," kata Eri Cahyadi seusai meninjau vaksinasi.
Pada kesempatan itu, Eri Cahyadi ditemani istrinya yang sekaligus Ketua Tim Penggerak PKK Kota Surabaya Rini Indriyani. Saat itu, Eri bersama istri juga sempat menyapa dan mendoakan beberapa ibu hamil yang antre untuk disuntik vaksin.
Eri bersyukur karena akhirnya ibu hamil di Surabaya sudah bisa divaksin di tempat yang bagus dan nyaman.
Ia mengaku selama ini banyak yang bertanya tentang vaksinasi bagi ibu hamil, karena di puskesmas dan tempat vaksinasi massal harus antre dulu sehingga kebingungan untuk menjaganya.
Oleh karena itu, ia berharap ibu-ibu yang saat ini diberi amanah anak oleh Allah SWT selalu menjaga kandungannya dan diminta mendidik anak-anaknya. Sebab, anak-anak inilah yang kelak akan menjadi pemimpin di kota dan negara ini.
"Jadi, kami menyiapkan kader-kader bangsa ini," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Surabaya Dr. dr. Brahmana Askandar Sp.OG (K)., mengatakan sasaran ibu hamil yang divaksin di Unair sebanyak 1.000 orang.
Ia juga memastikan bahwa usia kehamilan yang aman divaksin setelah melewati tiga bulan pertama.
"Karena pada tiga bulan pertama adalah masa pembentukan. Setelah masa pembentukan selesai, maka aman untuk usia 33 minggu. Kenapa sampai 33 minggu, karena diharapkan pada saat bersalin usia 37 minggu, dia sudah terproteksi," katanya.
Brahmana mengatakan kondisi ibu saat hamil bermacam-macam. Jika memiliki penyakit penyulit, maka tidak bisa disuntik vaksin. Ibu hamil tersebut harus konsultasi ke dokter kandungan terlebih dulu, namun sebagian besar bumil saat ini kondisinya sehat.
"Tidak perlu (konsultasi dulu ke dokter kandungan sebelum vaksin), tapi kan ibu hamil yang mengontrol bisa bidan, dokter, dokter umum, dokter spesialis. Tapi, kalau ada sesuatu, bidan atau dokter umum akan mengkonsultasikan ke dokter spesialis. Kemudian dokter spesialis akan mengevaluasi apakah bisa divaksin atau tidak," katanya.
Dokter spesialis kandungan ini menegaskan vaksin jenis Sinovac ini aman bagi ibu hamil. Karena berdasarkan edaran kementerian, ada 3 vaksin yang aman untuk ibu hamil, yakni Sinovac, Moderna, dan Pfizer.
"Sampai saat ini tidak ada yang berat (efek samping bumil), kalau ada efek KIPI mereka menghubungi puskesmas terdekat. Kebanyakan cuman nyeri di tangan, hanya beberapa saat saja," ujarnya.