Surabaya (ANTARA) - Realisasi belanja daerah yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) hingga semester I/2021 di Kota Surabaya, Jawa Timur, mencapai 29,48 persen atau 2.897.442.583.178 dari proyeksi awal Rp9.828.392.793.866.
"Untuk belanja daerah, tertinggi adalah belanja operasi sebesar 35,48 peren, sedangkan terendah belanja modal 10,71 persen," kata Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astuti di Surabaya, Selasa.
Reni menjelaskan, secara umum, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Surabaya 2021 mencapai angka Rp9.828.392.793.866. Adapun pada postur anggaran APBD 2021 untuk segi pendapatan senilai Rp8.634.034.904.370 dengan proyeksi kontribusi terbesar dari PAD sebesar Rp 5.535.188.169.410.
Adapun belanja daerah terdiri dari belanja operasi, belanja modal, belanja tidak terduga dan belanja transfer. Sektor belanja yang memiliki serapan paling tinggi adalah belanja operasi.
Belanja operasi meliputi belanja pegawai, belanja barang dan jasa, belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah, dan belanja bantuan sosial.
Realisasi belanja operasi sendiri adalah Rp2.644.950.289.087 dari target Rp7.455.154.179.294 atau setara dengan 35,48 persen.
Sementara capaian paling kecil ada pada sektor belanja modal hanya Rp252.460.594.091 dari target Rp2.356.988.614.572 atau setara dengan 10,71 persen.
Belanja modal yang biasanya dikenal sebagai belanja fisik yang menghasilkan aset, menurut Reni, sangat terdampak di masa pandemi COVID-19. Akibatnya banyak anggaran yang mengalami realokasi, penundaan dan pembatalan.
Ia mencontohkan yang paling signifikan mengalami pengurangan adalah belanja jalan, irigasi, dan jaringan dengan target sekitar Rp1 triliunan, sementara yang terealisasi baru Rp53 miliaran.
"Selanjutnya adalah belanja peralatan dan mesin, serta gedung di masa pandemi mengalami banyak penghentian," katanya. (*)