Surabaya (ANTARA) - Universitas Surabaya, Halodoc dan Polrestabes Surabaya berkolaborasi menggelar vaksinasi COVID-19 secara lantatur atau layanan tanpa turun (drive thru) bagi warga Kota Pahlawan berusia 12-17 tahun dan 18 tahun ke atas, Kamis.
Ketua Satgas Cegah COVID-19 Ubaya Dr. Dra. Christina Avanti, M.Si., Apt mengatakan mahasiswa dan alumni Ubaya yang berusia 18 tahun ke atas dan memiliki KTP Surabaya juga bisa mendaftarkan diri melalui aplikasi Halodoc.
"Ubaya sebagai sentra Pos Pelayanan Vaksinasi COVID-19 Drive Thru, sangat terbuka akan niat baik berbagai pihak yang ingin bekerja sama untuk mempercepat program vaksinasi ini," kata Christina Avanti.
Wakil Rektor III Universitas Surabaya itu menuturkan pihaknya dengan senang hati menerima sebagai bentuk tanggung jawab perguruan tinggi pada masyarakat dan membantu pemerintah dalam pencapaian herd immunity.
Ubaya berencana membahas program vaksinasi COVID-19 untuk mahasiswa non-KTP Surabaya terutama mahasiswa yang harus praktikum, praktik kerja atau sudah berada di kota setempat.
"Saat ini rencana tersebut masih dalam tahap koordinasi dan menunggu kesediaan produk vaksin. Begitu pun dengan alumnus Ubaya non-KTP Surabaya," katanya.
Meski begitu, Christina tetap mengimbau agar mahasiswa dan alumnus non-KTP Surabaya turut aktif dalam mencari informasi program vaksinasi dan dipersilakan jika mendapat kesempatan pelayanan vaksinasi yang disediakan ditempat lain.
Wakapolrestabes Surabaya, AKBP Hartoyo mengungkapkan kegiatan vaksinasi secara lantatur ini bertujuan untuk mempermudah warga Kota Surabaya dalam memperoleh vaksin.
Dia berharap dengan diselenggarakannya gerai-gerai vaksin massal, maka seluruh warga Kota Surabaya yang sudah eligible divaksin yaitu berusia 12-17 tahun dan 18 tahun ke atas bisa mendatangi gerai vaksinasi tersebut.
"Pemkot Surabaya beserta stakeholder saat ini sedang bahu-membahu mencapai target di bulan Agustus, itu semuanya minimal dosis pertama mencapai 70 persen untuk herd immunity. Sekarang capaian untuk dosis pertama itu sudah hampir 60 persen karena kita lihat kemarin juga datanya yang khusus KTP Surabaya itu baru 935 ribu orang," katanya.
Hal itu berarti, lanjut AKBP Hartoyo, masih banyak yang harus menuju gerai-gerai vaksin yang ada. Semangat tersebut tentunya harus diimbagi dengan pelaksanaan disiplin protokol yang ketat.
"Meskipun sudah divaksin dosis pertama dan kedua, tetap harus disiplin protokol kesehatan yang ketat," tuturnya.(*)