Jakarta (ANTARA) - PT Semen Indonesia Tbk (SIG) memproduksi beton ramah lingkungan sebagai pengembangan bisnis, sekaligus untuk mendukung pemerintah mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 26 persen pada tahun 2020 dan 29 persen tahun 2030.
Produk beton yang dikembangkan pusat riset SIG tersebut memiliki standar beton ramah lingkungan yang mampu mengurangi penggunaan sumber daya alam, serta limbah produksi dengan menggunakan material substitusi sebanyak 30 persen dan air daur ulang sebanyak 25 persen.
"Semua produk beton yang dikembangkan memiliki standarisasi kualitas yang terjaga,” kata Direktur Marketing dan Supply Chain SIG Adi Munandir dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Ia menjelaskan beton ramah lingkungan diproduksi di tiga pabrik milik SIG yaitu di Serpong, Pulo Gadung, dan Tuban, yang mendapat sertifikat Ekolabel Swadeklarasi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Ekolabel Swadeklarasi merupakan program yang dikembangkan KLHK merujuk pada model Ekolabel Tipe II sebagai sarana penyampaian informasi kepada konsumen, mengenai aspek lingkungan dari suatu produk yang dibuat oleh produsen, importir, distributor, pengecer atau pihak lain yang memperoleh manfaat.
“SIG akan terus berinovasi dan memberikan solusi untuk semua kebutuhan pembangunan negeri, tentunya secara bersamaan juga turut menjaga lingkungan, sesuai dengan komitmen perusahaan," ujarnya.
Selain itu juga turut andil dalam mengembangkan pembangunan yang berkelanjutan di Indonesia, sesuai dengan Peraturan Menteri PUPR Nomor 02/PRT/M/2015 tentang Bangunan Gedung Hijau untuk pengurangan emisi gas rumah kaca yang bersumber dari bangunan gedung.
“SIG akan terus berinovasi dan memberikan solusi untuk semua kebutuhan pembangunan negeri, tentunya secara bersamaan juga turut menjaga lingkungan, sesuai dengan komitmen perusahaan. Dengan penciptaan standar ini, diharapkan banyak perusahaan yang mengikuti langkah ini dan mendukung pembangunan yang berkelanjutan di Indonesia,” katanya. (*)