Magetan (ANTARA) - Penjualan jenang candi yang merupakan jajanan khas Kabupaten Magetan, Jawa Timur, meningkat signifikan seiring tingginya permintaan konsumen selama bulan Ramadhan dan menjelang Lebaran 2021.
Pemilik usaha pembuatan jenang candi, Wiwit di Desa Candirejo, Kecamatan Magetan, Kabupaten Magetan, mengatakan dalam sehari penjualan jenang candi bisa mencapai 50 loyang.
"Minimal 50 loyang laku. Bahkan terkadang bisa lebih. Padahal sebelumnya sepi akibat pandemi dan pengetatan karena larangan hajatan. Alhamdulillah pandemi tahun kedua mulai ada peningkatan," ujar Wiwit di Magetan, Sabtu.
Menurut dia, penjualan yang meningkat tersebut seiring dengan kebutuhan masyarakat yang menjadikan jenang candi sebagai jajanan khas serta kebutuhan untuk hajatan pernikahan.
Untuk 50 loyang dibutuhkan bahan baku 20 kilogram tepung beras ketan, 60 butir kelapa tua, dan 20 kilogram gula merah. Seiring dengan meningkatkan permintaan, diperkirakan mendekati lebaran nanti produksi jenang bisa mencapai 100 kilogram tepung beras ketan per harinya.
Wiwit menjelaskan jenang candi produksinya memiliki cita rasa gurih dan legit. Ketahanan konsumsi jenang candi berlaku hanya satu minggu di suhu ruang. Hal itu karena diproduksinya tanpa bahan pengawet. Selain itu, pihaknya juga menggunakan bahan baku pilihan yaitu dari beras ketan pilihan dan kelapa yang dipilih benar-benar tua.
"Sehingga santan yang keluar adalah santan kanil. Santan dan beras ketan pilihan ini yang mempengaruhi cita rasa jenang candi yang khas. Di sisi lain proses pembuatan jenang candi sendiri membutuhkan ketelatenan dan kesabaran," katanya.
"Untuk harga per loyangnya Rp38.000 dengan bobot mencapai satu setengah kilogram. Ditambah dengan taburan biji wijen sebagai "topping" dipastikan semakin banyak yang suka," katanya.
Pihaknya berharap memasuki tahun kedua pandemi wabah COVID-19 ini penjualan jenang candinya lebih baik.
"Semoga jenang candi sebagai jajanan khas Magetan bisa terus eksis, sehingga tetap berproduksi di berbagai macam situasi," katanya. (*)