TNI Angkatan Laut masih terus berupaya untuk mengevakuasi kapal selam KRI Nanggala-402 yang tenggelam di perairan Bali.
"Pelaksanaan evakuasi di Laut Bali tetap dilaksanakan sampai sekarang," kata Asisten Perencanaan dan Anggaran Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Muda TNI Muhammad Ali saat jumpa pers di Mabesal Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa.
Ia mengatakan sejumlah kapal perang milik TNI AL masih disiagakan di lokasi pencarian kapal selam KRI Nanggala guna melakukan evakuasi.
"Jadi, sampai sekarang masih ada KRI kita, masih banyak di sana," kata Ali.
Bahkan, lanjutnya, Kapal MV Swift Rescue milik Singapura masih berada di perairan Bali untuk membantu mengangkat badan kapal selam buatan Jerman tersebut.
Dalam proses pencarian dan evakuasi badan kapal selam, kata Ali, alat remote operation vehicle (ROV) berhasil mengangkut sejumlah barang dari lokasi tenggelamnya KRI Nanggala.
"Itu hydrophone dari kapal selam KRI Nanggala, kemudian beberapa foto yang diambil kemudian ditemukan torpedonya juga," ujar Ali.
Ia menambahkan tim evakuasi akan berusaha mengangkat bagian-bagian kecil, mengingat kemampuan ROV itu hanya bisa mengangkat berat maksimal 150 kilogram.
"Tapi, nanti kita koordinasikan agar bisa mengangkat yang lebih besar dari itu," kata Ali.
Kapal selam buatan Jerman tahun 1977 itu hilang kontak di perairan utara Bali, Rabu (21/4).
Tim SAR gabungan kemudian melakukan pencarian besar-besaran, termasuk dengan mendatangkan bantuan dari luar negeri.
Pada Minggu (25/4), KRI Nanggala-402 dinyatakan berstatus subsunk (tenggelam) di kedalaman 838 meter dan 53 orang awak kapal selam itu dinyatakan gugur.