Bangkalan (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, menerapkan karantina berbasis mikro bagi para santri dan pekerja migran Indonesia yang pulang kampung menjelang Hari Raya Idulfitri 1442 Hijriah.
"Karantina berbasis mikro ini sesuai dengan arahan yang disampaikan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dalam rapat koordinasi virtual yang diikuti para kepala daerah dan pimpinan institusi daerah yang tergabung dalam Forkopimda tadi," kata Wakil Bupati Bangkalan Mohni di Bangkalan, Kamis.
Rapat koordinasi yang dipimpin langsung oleh Gubernur Jatim dari Gedung Negara Grahadi di Surabaya dan diikuti oleh 38 kabupaten/kota secara virtual, Kamis (22/4), itu membahas persiapan masing-masing kabupaten/kota.
Ia menuturkan gubernur mewanti-wanti agar pemkab dan pemkot memperhatikan ketentuan larangan mudik Lebaran sebagaimana telah ditetapkan pemerintah dalam rangka mencegah penyebaran COVID-19.
"Pemkab juga diminta untuk membuat alat penyekatan bagi warga yang memaksakan diri melakukan mudik Lebaran, termasuk menindak tegas para ASN yang melakukan mudik Lebaran," katanya.
Khusus untuk mengantisipasi kedatangan pekerja migran, Gubernur Khofifah memberikan perhatian agar pemda se-Jawa Timur melakukan karantina berbasis mikro, sehingga potensi penyebaran COVID-19 bagi warga yang berasal dari daerah atau negara lain bisa diantisipasi.
"Selain kedatangan pekerja migran, kepulangan para santri pondok pesantren dalam rangka libur Lebaran juga diminta untuk diantisipasi juga, yakni dengan melakukan karantina berbasis mikro," katanya.
Untuk itu, sambung Wabup, pemkab perlu mempersiapkan secara khusus lokasi karantina di masing-masing desa di Kabupaten Bangkalan.
"Kami akan memerintahkan para kepala desa dan lurah agar segera mempersiapkan dan melaporkan secara cepat kedatangan warganya yang menjadi pekerja migran di luar negeri," katanya.