Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Haru Koesmahargyo mengatakan pasar properti di Indonesia saat ini masih tumbuh berdasarkan indeks harga rumah atau House Price Index (HPI) yang dibuat oleh perseroan.
Menurut Haru, HPI nasional per Maret 2021 mencapai angka 179, yang berarti selama tujuh tahun dengan variabilitas tiap tahun yang mungkin berbeda, HPI telah tumbuh dari 100 menjadi 179.
"Untuk melihat hanya posisi Maret 2021 secara year on year, maka ada kenaikan indeks sebesar 5,24 persen dibanding Maret tahun lalu. Angka ini menunjukkan bahwa sesungguhnya pasar properti adalah pasar yang tumbuh dan BTN kembali fokus pada sektor perumahan," ujar Haru saat jumpa pers di Jakarta, Kamis.
HPI adalah indeks yang memaparkan perubahan harga rumah yang dibeli oleh konsumen. HPI dibuat oleh tim riset Housing Finance Center (HFC) BTN yang memberikan gambaran lebih detil mengenai tren pertumbuhan harga rumah yang lebih akurat dengan metode matched sales menggunakan data penyaluran KPR BTN di seluruh wilayah Indonesia.
"Jadi kita sudah melakukannya selama tujuh tahun. Artinya selama triwulan kita men-track harga penjualan rumah tipe kecil 36, tipe 45, tipe 70, dan non subsidi, berdasarkan harga yang matched, yang terjadi. yang riil. Kami track dari Januari 2014 dan kami kasih base 100," kata Haru.
BTN menyajikan HPI sesuai dengan kondisi riil di lapangan agar pemerintah atau regulator selaku pengambil keputusan, dapat memanfaatkannya untuk meramu kebijakan di sektor properti ke depan.
Dengan begitu, para pengembang bisa menentukan pengembangan tipe perumahan yang tepat dan harga sesuai dengan harga pasar. HPI juga bisa dimanfaatkan perbankan untuk menambah informasi terkait penyaluran KPR. Sementara itu, untuk konsumen, bisa mendapatkan informasi valid mengenai harga rumah.
"Ini bermanfaat bukan hanya untuk BTN sendiri, tapi juga untuk industri guna memonitor perkembangan harga rumah non subsidi di indonesia. Indeks ini akan kami lanjutkan terus dan mudah-mudahan bisa bermanfaat bukan hanya untuk perbankan tapi juga untuk pengambil keputusan regulator dan semua stakeholder yang akan manfaatkan indeks ini," ujar Haru.
BTN berhasil meraup laba bersih pada kuartal I 2021 sebesar Rp625 miliar dolar AS atau tumbuh 36,73 persen dibandingkan kuartal yang sama tahun sebelumnya Rp457 miliar.Penyaluran kredit dan pembiayaan tersebut tercatat naik 3,19 persen (yoy) dari Rp253,25 triliun per kuartal I 2020.
Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi masih tercatat menjadi penyumbang terbesar pertumbuhan kredit BTN. KPR subsidi BTN tercatat naik 9,04 persen (yoy) menjadi Rp122,96 triliun per kuartal I 2021.
KPR nonsubsidi juga mulai menunjukkan peningkatan tipis di level 0,2 persen (yoy) menjadi Rp80,15 triliun pada akhir Maret 2021. Secara total, pertumbuhan kredit di segmen perumahan tumbuh sebesar 3,23 persen (yoy) menjadi Rp236,57 trilliun. (*)