Surabaya (ANTARA) - Rektor Universitas Airlangga Surabaya Prof Mohammad Nasih menegaskan pernyataan Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan Prof Chairul Anwar Nidom terkait dukungan terhadap vaksin Nusantara bukan representasi dari kampusnya secara kelembagaan.
"Pernyataan Prof Nidom di berbagai acara talkshow di media elektronik maupun di berbagai media massa nasional terkait vaksin Nusantara murni berasal dari pernyataan beliau pribadi, bukan merupakan representasi dari Universitas Airlangga Surabaya secara kelembagaan," kata Prof Nasih di Surabaya, Senin.
Prof Nasih mengaku telah mendapat banyak protes dari Guru Besar Biomolekuler Unair terkait pernyataan Prof Nidom yang diduga mendukung pengembangan vaksin Nusantara.
"Unair tidak terlibat dalam proses dukung mendukung berkaitan dengan vaksin yang ada. Kami murni kerja secara ilmiah melakukan penelitian-penelitian berkaitan dengan vaksin COVID-19 Merah Putih," ujarnya.
"Kami sangat sibuk dalam pengembangan vaksin ini, kami hampir lupa untuk ikut urusan pihak lain, termasuk pengembangan vaksin oleh pihak lain," katanya, menambahkan.
Oleh sebab itu, kata Prof Nasih, Unair tidak dalam posisi untuk dukung mendukung atau menolak terhadap vaksin yang dikembangkan pihak lain.
"Kami menghormati kepada semua pihak yang sudah melakukan ikhtiar sesuai dengan profesi dan kompetensi untuk serta berkontribusi dalam penanganan COVID-19," ucapnya.
Ditegaskannya, sejak Prof Nidom mendirikan dan menyatakan dirinya sebagai Ketua Tim Riset Corona dan Formulasi Vaksin dari Professor Nidom Foundation (PNF), maka yang bersangkutan tidak lagi berstatus menjadi peneliti Unair.
"Maka sejak saat itu yang bersangkutan murni sebagai peneliti dari Professor Nidom Foundation, sehingga pendapat tersebut menjadi pendapat pribadi beliau atau lembaganya bukan pendapat dari Unair," katanya. (*)