Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim meluncurkan Merdeka Belajar episode delapan yakni Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pusat Keunggulan.
“Ini merupakan realisasi dari visi Pak Presiden mengenai sumber daya manusia (SDM) unggul Indonesia melalui pendidikan vokasi yang berkualitas dan untuk meningkatkan berbagai macam objek SDM kita di negeri ini,” ujar Mendikbud dalam peluncuran Merdeka Belajar episode delapan SMK Pusat Keunggulan yang dipantau secara daring di Jakarta, Rabu.
Nadiem mengakui bahwa saat ini SMK masih sulit menjawab kebutuhan dunia kerja sehingga kondisi itu perlu dibenahi. Untuk itu perlu adanya solusi komprehensif untuk menjawab tantangan dalam rangka pembenahan kondisi SMK sejalan dengan kebutuhan dunia kerja.
Dia menjelaskan sejumlah persoalan di SMK yang masih perlu diperbaiki, yakni kesempatan peningkatan kompetensi guru, kepala sekolah dan pengawas. SMK yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja masih sedikit.
Sinergi pemangku kepentingan termasuk dunia kerja, pada program pengembangan SMK masih kurang. "Belum semua SMK mengembangkan kurikulum bersama dunia kerja,” jelas dia.
Melalui program SMK Pusat Keunggulan, lanjut dia, menghasilkan lulusan yang terserap di dunia kerja atau menjadi wirausaha melalui keselarasan pendidikan vokasi yang mendalam dan menyeluruh dengan dunia kerja, serta menjadi rujukan atau pengimbas dalam peningkatan kualitas dan kinerja SMK lainnya.
“Lulusan SMK diproyeksikan untuk bekerja dan diserap oleh industri, melanjutkan studi, dan bekerja untuk diri sendiri atau wirausaha,” tambah dia.
SMK Pusat Keunggulan harus melakukan kerja sama dengan industri dimana keterlibatan dunia kerja di segala aspek penyelenggaraan pendidikan vokasi.
Delapan hal yang perlu dilakukan, antara lain kurikulum yang disusun bersama dengan industri, pembelajaran berbasis proyek riil dari dunia kerja, jumlah dan peran guru atau instruktur dari industri dan ahli dari dunia kerja, praktik kerja lapangan atau industri, sertifikasi kompetensi, pemutakhiran teknologi dan pelatihan bagi guru atau instruktur.
“Pada tahun ini, SMK Pusat Keunggulan melibatkan 895 SMK. Sejumlah sektor SMK Pusat Keunggulan yakni ekonomi kreatif, pemesinan dan kontsruksi, hospitality, care services, maritim, pertanian, dan kerja sama luar negeri,” jelas dia.
Nadiem menjelaskan bahwa sektor-sektor tersebut sangat dibutuhkan pada masa yang akan datang dan tidak bisa digantikan dengan kecerdasan buatan.
Sebelumnya, Kemendikbud telah melakukan SMK Revitalisasi yang melibatkan 300 sekolah dengan fokus pada peningkatan mutu dan kualitas sarana dan prasarana pembelajaran sesuai dengan standar dunia kerja. (*)