Gresik, Jatim (ANTARA) - Bupati Gresik, Jatim, Fandi Akhmad Yani mendorong pengembangan Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), yang telah disetujui sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pada Februari 2021 untuk menekan angka pengangguran di wilayah setempat.
“Alhamdulillah, saya kemarin diterima Bapak Airlangga Hartarto. Tujuan saya cuma satu, ingin ekonomi rakyat Gresik segera pulih, salah satunya dengan akselerasi dan optimalisasi JIIPE. Golnya segera buka lapangan kerja seluas mungkin untuk warga," kata Gus Yani, sapaan akrab Fandi Akhmad Yani di Gresik, Sabtu.
Ia mengatakan, langkah inovatif itu harus dilakukan untuk mendorong pemulihan ekonomi, sebab akibat pandemi COVID-19, Gresik menghadapi sejumlah tantangan, seperti pengangguran dan kemiskinan.
Ia menyebut, tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Gresik meningkat pada tahun 2020 menjadi 8,21 persen, jauh di atas rata-rata TPT Jatim sebesar 5,84 persen.
"Ketika industri terdampak pandemi baik secara pasar maupun operasional, pasti ada layoff. Maka saya ikhtiar cepat cari solusi untuk pulihkan ekonomi warga," kata bendahara PW GP Ansor Jatim ini.
Ia berharap, dengan akselerasi dan optimalisasi KEK JIIPE akan banyak lapangan kerja baru tercipta, sebab berdasarkan kajian, saat beroperasi penuh serapan tenaga kerja di KEK JIIPE mencapai hampir 200.000 orang.
"Saya minta kepada JIIPE agar warga Gresik dilibatkan. Jangan khawatir, SDM Gresik berkualitas. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) kami termasuk tertinggi di Jatim. Saya juga akan menggeber program sertifikasi keahlian gratis untuk anak-anak muda Gresik, sehingga bisa terserap ke kebutuhan industri," katanya.
Sementara itu dari sisi kemiskinan, pada tahun 2020, angka Gresik mencapai 12,40 persen, di atas rata-rata Jatim sebesar 11,09 persen.
Gus Yani mengaku dengan mempercepat akselerasi JIIPE ujungnya harus bisa menurunkan kemiskinan, sebab sesuai rencana
KEK JIIPE akan dipacu dengan pengembangan industri teknologi, metal, kimia, energi, dan logistik.
Berdasarkan hasil kajian, KEK JIIPE diproyeksi mampu mendatangkan investasi sekitar 16,9 miliar dolar AS atau setara Rp236,6 triliun.
Produksi pelaku usaha di JIIPE akan mampu memberikan kontribusi ekspor sebesar 10,1 miliar dolar AS per tahun ketika beroperasi penuh.
"Saya juga sudah baca kajiannya dari berbagai sisi, dengan KEK JIIPE nanti devisa negara juga bisa dihemat karena industri di dalamnya menghasilkan produk substitusi impor untuk industri metal dan kimia. Jadi kami kerja keras menjadikan Gresik sebagai andalan penghasil devisa melalui kegiatan ekspor, sekaligus penyelamat devisa melalui substitusi impor," katanya.
Gus Yani optimistis KEK JIIPE bisa menjadi salah satu instrumen pemulihan ekonomi Gresik.
"Growth kami di tahun 2019 hanya 4,3 persen. Kemudian terkena pandemi tambah menurun. Oleh karena itu, pemulihan ekonomi harus cepat dan tepat kita lakukan,” ujarnya.
Sementara itu, JIIPE berdiri di atas lahan seluas 3.000 hektare yang terdiri atas kawasan industri, pelabuhan umum multifungsi, dan hunian kota mandiri.
Kawasan yang dikembangkan bersama oleh PT Pelindo III dan PT AKR Corporindo Tbk tersebut memiliki pelabuhan laut terdalam di Jatim dengan kedalaman -16 LWS. Sehingga kapal-kapal besar dengan muatan lebih dari 100.000 DWT bisa sandar di kawasan industri tersebut untuk memudahkan proses distribusi. (*)