Surabaya (ANTARA) - Sejumlah dosen dan karyawan Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya yang masuk kategori lanjut usia (lansia) mulai menjalani vaksinasi COVID-19 di Puskesmas Menur Pumpungan, Kamis (4/3).
Rektor Untag Surabaya Dr. Mulyanto Nugroho, MM., CMA., CPA menuturkan bahwa kampusnya merupakan perguruan tinggi pertama di Kota Surabaya yang mengikuti vaksinasi ini untuk membentuk kekebalan kelompok.
"11 Februari lalu kami mendapat surat dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya untuk mengirimkan data dosen dan tenaga kependidikan karena perguruan tinggi masuk dalam pelayanan publik. Vaksin direncanakan bulan ini dan bulan depan," katanya di Surabaya, Jumat.
Nugroho, sapaan akrabnya, mengapresiasi langkah Presiden Joko Widodo menyuntikkan vaksin untuk tenaga pendidik sebagai langkah memulai perkuliahan secara tata muka yang rencanannya dimulai pada Bulan Juli 2021.
"Presiden berharap Bulan Juli sudah siap perkuliahan luring. Jadi vaksinasi ini penting, apalagi Untag Surabaya kan melibatkan 14.000 sivitas akademika," katanya.
Adapun pada tahap pertama vaksinasi diikuti oleh 83 dosen dan karyawan Untag Surabaya yang masuk kategori lansia.
Penanggung Jawab Vaksinasi Puskesmas Menur Pumpungan Surabaya dr. Dini Oktavia mengatakan bahwa program vaksinasi akan terus berlanjut bagi dosen dan karyawan lainnya.
"Saat ini memang khusus lansia, ada 83 orang dari Untag (Surabaya). Untuk yang berusia di bawah 59 maka akan dijadwalkan kemudian," ujarnya.
Lebih lanjut dr. Dini meminta masyarakat untuk tetap menjalankan protokol kesehatan secara ketat meski telah divaksin.
"Sebab tidak menutup kemungkinan orang yang sudah divaksin bisa kena COVID-19, meski tidak parah. Jadi tetap menjaga," katanya.
Sementara itu salah satu sivitas Untag yang menerima vaksin, Drs. Herlan Pratikto, M.Si., Psikolog mengapresiasi akan prosedur yang ditetapkan.
"Ada meja untuk riwayat penyakit jadi diperiksa dengan baik," tutur Dosen Fakultas Psikologi Untag Surabaya ini.
Menurutnya divaksin tidak seperti yang dibayangkan banyak orang.
"Prosesnya cepat hanya sekali suntikan setelah itu diminta menunggu 30 menit untuk melihat reaksi, jika ada perubahan ditindaklanjuti. Setelah itu mendapat sertifikat untuk kemudian kembali (vaksinasi) lagi," ujarnya. (*)