Surabaya (ANTARA) - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengimbau warga untuk disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan (prokes) khususnya pada saat keluar masuk perumahan elit di ibu kota Provinsi Jawa Timur itu.
"Berdasarkan data 'tracing' Pemkot Surabaya, saat ini sebagian besar yang terkena COVID-19 tinggal di perumahan menengah atas," katanya saat bersama jajarannya melakukan Sunday Morning Ride atau kegiatan berkendara menggunakan motor di Hari Minggu di beberapa kawasan permukiman dan perumahan elit di Kota Surabaya, Minggu.
Risma mengatakan sebagian besar dari mereka yang terpapar COVID-19 setelah bepergian dari luar kota.
Oleh sebab itu, dalam kegiatan ini, Risma fokus menyasar ke beberapa kawasan perumahan elit, di antaranya, Kebraon, Kedurus, Babatan Wiyung, Darmo Indah, Darmo Permai, hingga Villa Bukit Mas.
"Hampir 75 persen tinggal di perumahan menengah atas. Jadi kenapa saya tadi masuk ke perumahan-perumahan," katanya.
Ia menyampaikan kepada warga untuk sementara waktu, kalau tidak terpaksa, tidak ke luar kota terlebih dahulu, khususnya saat libur panjang Hari Raya Natal 2020 dan Tahun Baru 2021.
Risma juga membagikan masker di sepanjang perjalanan itu. Dengan dibonceng motor listrik, ia tak henti-hentinya mengingatkan warga menggunakan pengeras suara agar kembali disiplin menerapkan protokol kesehatan.
"Bapak-ibu sekalian saya mohon dengan hormat agar liburan kali ini tak bepergian ke luar kota jika itu tidak penting. Sebab, saat ini kasus COVID-19 di luar kota meningkat," kata dia.
Beberapa kepala organisasi perangkat daerah (OPD) di Pemerintah Kota Surabaya juga nampak mengikuti di belakang Wali Kota Risma menggunakan motor. Mereka terlihat siap dengan membawa bungkusan masker yang akan dibagikan kepada warga.
Risma menyatakan saat ini memang kasus COVID-19 sedang meningkat. Oleh karena itu, ia kembali mengingatkan masyarakat agar menaati protokol kesehatan, terutama warga yang tinggal di perumahan menengah atas dan sering bepergian ke luar kota.
"Karena kalau dilihat datanya, usianya itu 'range' remaja dan 'range' pekerja, dan rata-rata mereka tinggal di perumahan menengah atas. Jadi bukan di kampung lagi, kalau dulu awal-awal (pandemi, red.) di kampung," katanya.
Data Pemkot Surabaya juga mencatat mereka yang terpapar COVID-19 sebagian merupakan para pekerja. Untuk mencegah hal itu, pihaknya bakal memasifkan sosialisasi protokol kesehatan melalui surat edaran.
"Kita akan buat surat edaran ke kantor-kantor lagi. Kita akan berikan surat untuk masing-masing kantor, pertokoan dan industri agar taat lagi terhadap protokol kesehatan," ujarnya.
Bagi warga yang tidak bisa menghindari pergi ke luar kota karena urusan pekerjaan, Risma juga mengingatkan mereka agar dapat menjaga diri dan melindungi keluarganya. Apalagi, rata-rata saat ini yang terpapar itu dari klaster rumah.
"Mereka memang melakukan protokol kesehatan, cuma mereka kemudian menular di rumahnya sendiri. Dalam satu rumah itu ada yang kena empat orang, ada yang kena sampai lima orang," katanya.