Banyuwangi (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, meraih penghargaan Innovation Goverment Award 2020 sebagai "Kabupaten Terinovatif" di Indonesia tiga kali beruntun sejak 2018.
"Alhamdulillah, kita patut bersyukur karena Banyuwangi kembali ditetapkan pemerintah pusat sebagai kabupaten paling inovatif. Penghargaan ini diserahkan langsung oleh Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian pada Jumat (18/12) malam. Ini merupakan kado istimewa di Hari Jadi Banyuwangi Ke-249 yang baru saja diperingati kemarin," ujar Bupati Abdullah Azwar Ana di Bnayuwangi, Sabtu.
Ia mengemukakan inovasi menjadi kunci daerah untuk mempercepat dan mengakselerasi pembangunan, dan perkembangan Banyuwangi dalam kurun waktu 10 tahun terakhir tak lepas dari inovasi yang dikembangkan.
Katanya, daerah punya keterbatasan dana, SDM dan waktu, maka harus berinovasi bikin langkah percepatan melalui inovasi untuk mengejar ketertinggalan dan meningkatkan kualitas kinerja pembangunan daerah dan pelayanan publik.
Menurut Azwar Anas, inovasi dilakukan Banyuwangi di semua sektor, mulai pendidikan, kesehatan, sosial, isu lingkungan, pelayanan publik hingga tata kelola pemerintahan.
Ia menyebutkan, lebih dari 350 inovasi yang dilakukan oleh semua elemen organisasi perangkat daerah (OPD) untuk percepatan dan peningkatan kualitas kinerja.
"Iklim inovasi terus dibangun secara bertahap di Banyuwangi. Kini antardinas, antardesa, antarpuskesmas saling memacu diri dan bersaing melakukan inovasi. Bersaing untuk mempercepat pelayanan ke masyarakat," paparnya.
Sejumlah inovasi Banyuwangi misalnya, di bidang pendidikan ada Gerakan Daerah Angkat Anak Muda Putus Sekolah (Garda Ampuh), program Banyuwangi Mengajar, pemberian uang saku dan uang transportasi bagi pelajar dari keluarga kurang mampu.
"Kami juga punya inovasi siswa asuh sebaya (SAS) yang melibatkan partisipasi siswa dalam membantu rekannya yang tidak mampu. Inovasi ini salah satu yang mempercepat penanganan pendidikan di daerah," tuturnya.
Di bidang pelayanan publik, Banyuwangi telah mengembangkan program Smart Kampung yang mendorong pelayanan desa berbasis teknologi informasi (TI).
Sektor kesehatan ada program jemput bola perawatan bagi warga miskin yang sakit, laskar penjaja sayur yang memburu ibu hamil berisiko tinggi hingga inovasi "Teropong Jiwa" untuk orang dalam gangguan jiwa (ODGJ). Juga ada program sosial pemberian makanan bergizi gratis setiap hari kepada lansia miskin sebatangkara yang diberi nama "Rantang Kasih".
"Di Peternakan ada e-Ternak yakni kartu elektronik ternak (e-Nak) untuk mendata ternak yang berisi data riwayat ternak sapi, mulai usia, hingga riwayat kesehatan, hingga riwayat kehamilan, dan masih banyak yang lainnya," kata Anas.
Bupati Anas menambahkan, pembiasaan inovasi ini juga sangat dibutuhkan untuk menghadapi kondisi yang tidak normal, seperti saat menghadapi Pandemi COVID-19. Banyuwangi pun meluncurkan berbagai inovasi guna menghadapi situasi yang serba dinamis.
Sektor pariwisata misalnya langsung melakukan inovasi sertifikasi protokol kesehatan di semua lini, mulai jasa akomodasi hingga tour guide, pembelian tiket wisata secara daring. Sedangkan di pelayanan publik ada jemput bola layanan administrasi kependudukan untuk meminimalisir kerumunan dan antrian layanan.
"Alhamdulillah, semua inovasi yang kami kerjakan telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Data-data dari Badan Pusat Statistik pun menunjukkan rapor yang baik atas kinerja pembangunan Banyuwangi," katanya. (*)