Surabaya (ANTARA) - Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Prof. Dr. Chairul Anwar Nidom mengingatkan bahwa virus corona jenis baru penyebab COVID-19 lebih rentan menular saat musim hujan karena adanya perubahan perilaku manusia.
"Peningkatan temperatur udara disertai peningkatan kelembaban udara pada prinsipnya tidak disukai oleh virus corona atau COVID-19. Namun, perubahan pola perilaku manusia saat musim hujan yang cenderung lebih banyak menghabiskan waktu di dalam ruangan yang hangat dan tertutup membuat virus ini menjadi lebih rentan menular," kata Guru Besar Biologi Molekuler Unair itu di Surabaya, Senin.
Prof. Nidom yang juga Ketua Tim Riset Corona dan Formulasi Vaksin dari Professor Nidom Foundation (PNF) itu menjabarkan bahwa udara dingin juga memengaruhi sistem imunitas tubuh dan menjadikan lebih rentan terhadap infeksi virus, serta berpengaruh pada fleksibilitas reseptor ACE2 terhadap COVID-19.
Ia berharap air hujan yang membasuh percikan droplet dan menempel di atas permukaan tanah, jalanan, atau berbagai benda di ruang terbuka dapat mengurangi penyebaran COVID-19.
"Namun, yang perlu diwaspadai adalah dengan terbawanya droplet oleh air hujan, memungkinkan terjadi penyebaran sumber penularan jika tidak diikuti dengan perubahan perilaku manusia ketika datangnya musim hujan," katanya.
Untuk mengurangi risiko penularan, Prof. Nidom mengimbau masyarakat menjaga kondisi tubuh guna meningkatkan sistem imun, terutama untuk menangkal virus atau patogen yang biasa muncul pada musim hujan, seperti influenza.
Prof. Nidom juga menyarankan masyarakat melakukan vaksinasi influenza untuk mencegah terjadinya ko-infeksi dan meningkatnya kerentanan terhadap COVID-19.
"Masyarakat tetap diminta untuk melaksanakan 3M secara ketat, yaitu menggunakan masker sesuai standar, mencuci tangan, dan menjaga jarak," tambahnya.
Selain itu, lanjutnya, masyarakat perlu memperbaiki saluran air agar droplet yang terbawa air hujan tidak menggenang di satu tempat yang memungkinkan menjadi sumber penularan COVID-19.