Surabaya (ANTARA) - Calon Wali Kota Surabaya nomor urut 1, Eri Cahyadi bersama istrinya, Rini menyalurkan hak pilihnya di TPS 25, Ketintang Selatan, Surabaya, Rabu dengan menerapkan protokol kesehatan pencegahan COVID-19 secara ketat.
Berdasarkan pantauan di lokasi, mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) tiba pukul 07.40 WIB memakai baju berwarna putih dan masker.
Sebelum mencoblos, Eri dan istrinya bergantian mencuci tangan di depan tempat pemungutan suara (TPS). Tak lama setelah itu, keduanya duduk mengantre sebentar.
Kemudian nama cawali yang diusung PDIP itu dipanggil petugas Kelompok Penyelanggara Pemungutan Suara (KPPS). Dengan wajah semringah, dia menunjukkan surat suara yang dicoblosnya.
Setelah mencoblos, Eri menuturkan kalau sebelum berangkat ke TPS dia menyempatkan diri sungkem ke orang tuanya. Dia mengaku mendapatkan restu dari ayah dan ibundanya untuk memimpin Kota Surabaya setelah kepemimpinan Tri Rismaharini.
"Kalau sungkem sama ibu ke mana pun saya pergi mulai kecil minta izin ke ibu dan abah. Ridho orang tua, ridho Gusti Allah. Seperti pemilihan wali kota ini pun ibu saya bilang sudah lepaskan jabatanmu, kamu jadi orang biasa saja, kamu ikut Pilwali. Ibu minta satu sejahterakan warga Surabaya," ujarnya.
Mendapatkan restu tersebut, Eri yakin dapat memenangi Pilkada Surabaya bersama Armuji. Keyakinannya bukan lagi 50 persen, akan tetapi 100 persen.
Dia menegaskan akan memegang pesan dari sang orang tua untuk membahagiakan warga Kota Pahlawan.
"Keyakinan kalau sudah ridho ibu saya, saya kira 100 persen. Ridho ibu saya ridho Gusti Allah. Insyaaallah jadi, warga Surabaya kudu bahagia kabeh (warga Surabaya harus bahagia semua)," katanya. (*)