Surabaya (ANTARA) - Ketua Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), Nurul Falah mendorong pemerintah menggunakan metode "harm reduction" atau pengurangan risiko untuk menjadi solusi alternatif meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.
"Konsep tersebut merupakan pendekatan kesehatan publik yang bertujuan untuk mengurangi bahaya kesehatan dan sosial yang terkait dengan penggunaan zat tertentu," kata Nurul, kepada wartawan di Surabaya, Selasa.
Nurul, dalam siaran persnya mengatakan, metode pengurangan risiko perlu diterapkan untuk menjawab permasalahan terkait kesehatan masyarakat.
"Metode ini dianggap dapat melengkapi strategi yang selama ini telah dilakukan oleh pemerintah dalam mengurangi angka kasus penyakit tidak menular," ujarnya.
Sementara itu, Pendiri dan Ketua Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP), Achmad Syawqie mengatakan, pemerintah juga tidak bisa sendirian dalam melakukan hal ini.
"Untuk mendorong riset dan menciptakan hasil yang komprehensif mengenai metode itu, pemerintah perlu menggandeng pemangku kepentingan terkait dengan produk inovasi dengan pendekatan pengurangan risiko, seperti asosiasi, pelaku usaha, akademisi, dan konsumen," katanya.
Ia mengatakan, adanya kajian ilmiah akan memicu industri untuk lebih mengembangkan produk dengan pendekatan pengurangan risiko.
Lebih lanjut, kata Syawqie, kajian ilmiah dapat menjadi landasan bagi pemerintah dalam mengatur produk-produk hasil pengembangan inovasi tersebut.
"Dengan begitu, implementasi pengurangan risiko dapat secara optimal membantu menciptakan kesehatan publik yang lebih baik," kata Syawqie. (*)