Tulungagung (ANTARA) - Sebanyak 10 pekerja migran Indonesia yang baru tiba di Tulungagung usai dideportasi Pemerintah Malaysia karena berstatus ilegal, saat ini menjalani isolasi ketat di Rusunawa IAIN Tulungagung demi mengantisipasi risiko penularan COVID-19.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung Kasil Rohtmat, Selasa, menjelaskan 10 pekerja migran tersebut tiba pada Senin (26/10) malam dan langsung menjalani prosedur rapid test atau tes cepat.
"Meski hasilnya nonreaktif, mereka harus tetap melakukan isolasi mandiri selama 14 hari ke depan," kata dr. Kasil di Tulungagung, Jatim.
Pekerja migran itu sangat mungkin terinfeksi saat perjalanan dari Negeri Jiran, Malaysia, hingga mendarat di Indonesia, meski hasil tes cepatnya nonreaktif.
"Karena melalui tes cepat itu baru bisa terdeteksi jika sudah terinfeksi selama seminggu," ujarnya.
Selain 10 pekerja migran yang dipulangkan paksa dari Malaysia masih ada satu buruh migran yang masih tertahan di Dumai, Riau, lantaran masih sakit.
"Yang bersangkutan masih mengalami gangguan jiwa, nanti kalau sudah sembuh akan dipulangkan," kata Kasil.
Sepuluh pekerja migran itu berasal dari Kecamatan Ngunut dan Rejotangan, Tulungagung. Kabid Penempatan Tenaga Kerja Disnaker Sunarto menuturkan jika 10 pekerja migran itu dideportasi lantaran masuk melalui prosedur tidak resmi.