Jakarta (ANTARA) - Sutradara di balik film-film box office dunia seperti "Taken", "The Professional", dan "Transporter", Luc Besson, memiliki sejumlah pesan dan dukungan bagi para pembuat film muda di Indonesia.
"Pertama, jangan ragu untuk mencoba. Dan kedua, jangan berbohong kepada diri sendiri, serta harus jujur saat membuat film," kata Besson melalui program "Mola Living Live" Mola TV, Jumat (23/10) malam.
Baca juga: Ingin memulai buat naskah film? Ini kiat sineas Luc Besson
Menurutnya, kejujuran adalah hal esensial yang harus dipegang teguh oleh seorang pembuat film. Kejujuran di sini adalah jujur kepada diri sendiri, mengenai ide orisinal, hingga bagaimana pesan film yang sebenarnya ingin disampaikan kepada audiens.
Selain itu, Besson mendorong para pembuat film muda Indonesia untuk produktif dan aktif mengikuti festival-festival film, mulai dari yang sifatnya lokal, bahkan internasional.
Sutradara asal Prancis itu berpendapat, adanya festival film internasional merupakan wadah berkumpulnya kreativitas dari banyak tempat, dan juga menjadi tempat representasi negara serta kultur, belajar dan mengumpulkan pengalaman terkait dunia sinema.
"Ekspresikan dirimu sendiri dan representasikan negaramu (di festival film). Tunjukkan bagaimana cara orang-orang dari negaramu beraksi, berpikir, dan perasaannya. Itu yang ingin kita lihat dari Indonesia," kata Besson.
"Festival film merupakan cara menarik film-film lokal ke dunia dan mempromosikannya, bahkan tak menutup kemungkinan membuat studio besar tertarik dengan film kamu," ujarnya menambahkan.
Baca juga: Festival Film Indonesia 2020 umumkan 12 film lolos kurasi
Baca juga: Festival film Indonesia: "Dua Garis Biru" ditayangkan di London
Membuat film pun tak lepas dari pendanaan. Bagi Besson, pengalokasian dana juga menjadi hal penting yang perlu diperhatikan untuk membuat film.
"Seiring berjalannya waktu, kita akan tahu mana yang harus dimasukkan dan tidak. Membuat film memerlukan effort dan waktu yang banyak. Jadi perlu persiapan yang matang," imbuhnya.
Lebih lanjut, Besson mengumpamakan pembuatan film sebagai wadah berkreasi dan bersenang-senang. Maka, jangan terlalu kaku, apalagi jika nantinya berperan sebagai sutradara yang harus bisa merangkul dan mengarahkan seluruh kru.
"Ketika kita berperan sebagai sutradara, kita terus terlibat di proses awal hingga meja editing. Menjadi 'jenderal di medan perang' tidak mudah, kita harus mendorong dan mengatur banyak orang dan aspek," kata dia.
Terakhir, Besson meminta para sineas muda untuk terbuka dengan kritik dan saran orang lain, agar terus bisa berkembang dan membuat film-film bagus di masa depan.
Baca juga: Ingin memulai buat naskah film? Ini kiat sineas Luc Besson
Baca juga: Film "Gundala", bukti Indonesia mampu bermain di genre superhero
Baca juga: Festival Film Banyuwangi angkat kehidupan dan tradisi lokal