Surabaya (ANTARA) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal Polisi Boy Rafli Amar berkomitmen membawa lembaga ke hulu permasalahan terorisme dengan cara memperkuat pencegahan.
"Sudah saatnya penanggulangan terorisme diperkuat di upaya pencegahan," ujarnya di sela kegiatan penguatan literasi masyarakat bertajuk "Ngopi Coi: Ngobrol Pintar Cara Orang Indonesia" di Surabaya, Jatim, Rabu.
Pada kegiatan bertema "Indonesia adalah Kita" yang digagas oleh BNPT dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Timur itu, Boy Rafli menyebut sudah saatnya penanggulangan terorisme diperkuat di upaya pencegahan.
Menurut dia, penguatan literasi sebagai bagian dari pencegahan terorisme bertujuan melindungi masyarakat dari informasi-informasi tak benar.
Selain itu, potensi sebaran informasi tak benar yang bisa menggiring masyarakat pada ideologi radikal terorisme di Indonesia sangat besar karena catatan pengguna media sosial sangat tinggi.
"Ada 120 juta pengguna media sosial di Indonesia. Artinya para pemilik akun itu berpotensi mendapatkan informasi-informasi yang bermuatan ideologi radikal terorisme. Di sinilah kenapa literasi sangat urgent dilaksanakan," katanya.
Mantan Wakil Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri itu juga mengatakan, literasi sangat diperlukan utamanya untuk melindungi generasi muda sebagai pengguna terbesar media sosial.
"Dengan memperkuat literasi, kita juga menyelamatkan generasi muda yang merupakan target utama perekrutan oleh jaringan pelaku terorisme," tutur jenderal polisi bintang tiga tersebut.
Sementara itu, Ketua FKPT Jawa Timur Hesti Armiwulan berkomitmen membangun dan memperkuat kemitraan dengan masyarakat untuk terus menjalankan pencegahan terorisme.
"Kami komitmen dan siap bersinergi untuk mencegah terorisme, khususnya di Jatim," ujarnya.
Kepala BNPT komitmen perkuat pencegahan terorisme
Rabu, 21 Oktober 2020 18:53 WIB