Dua sekolah masing-masing SDN Gebang 2 dan SDN Sawohan 2, Sidoarjo, Jawa Timur, tetap melakukan pembelajaran tatap muka karena akses internet di wilayah itu cukup sulit serta letak sekolah yang jauh untuk diakses.
Kepala Sekolah SDN Gebang 2 Sidoarjo Haryono, Selasa, mengatakan di sekolahnya jumlah guru yang mengajar ada empat orang dengan jumlah siswa sebanyak 27 anak.
"Belajar tatap muka di masa pandemi COVID-19 ini atas dasar keputusan hasil musyawarah. Jumlah siswa juga tidak banyak, satu kelas hanya terisi rata-rata lima siswa," katanya saat menerima rombongan Penjabat Bupati Sidoarjo Hudiyono ke sekolah itu.
Ia mengemukakan di SDN Gebang 2 ada enam ruang kelas yang terbagi dua gedung. Gedung pertama berdinding dan lantai keramik, gedung satunya mulai dari lantai hingga dindingnya dari kayu.
"Ada tiga permintaan dari para guru dan masyarakat dusun setempat, pertama renovasi ruangan sekolah, fasilitas internet dan ketiga dibangun akses jalan darat yang menghubungkan Dusun Pucukan dengan dusun lainnya, seperti ke Dusun Kalikajang dan Dusun Kepetingan," ujarnya.
Kedatangan Penjabat Bupati Sidoarjo Hudiyono untuk memastikan penerapan protokol di sekolah berjalan dengan baik dan meminta jumlah tempat cuci tangan di setiap sekolah diperbanyak untuk menghindari siswa bergerombol
Hudiyono mengapresiasi upaya yang dilakukan oleh guru-guru di dua SDN tersebut. Meski di tengah masa pandemi COVID-19 masih peduli terhadap nasib anak didiknya dengan mengajar tatap muka.
"Karena penduduknya tidak ada yang terpapar COVID-19 dan kewaspadaan warganya tinggi," ujarnya.
Untuk menuju ke lokasi dua SDN tersebut harus melalui naik perahu, karena jalur darat kurang layak dan tidak bisa dilewati kendaraan biasa saat musim hujan. Jika lewat jalur air, maka harus naik perahu sekitar 45 menit perjalanan dari kota Sidoarjo menuju kedua SDN tersebut.
Berbeda dengan sekolah-sekolah lainnya di Sidoarjo, dimana para siswa di masa pandemi COVID-19 proses belajar mengajar bisa dilakukan secara dalam jaringan.
Di dua SDN ini, proses belajar dalam jaringan tidak bisa berjalan maksimal karena terkendala sinyal internet. Rata-rata siswa juga tidak memiliki telepon genggam.
Untuk mengejar kurikulum supaya tidak tertinggal, anak-anak tetap masuk sekolah seperti biasa hanya saja tidak penuh. Di SDN Gebang 2 diberlakukan sekolah satu pekan, belajar pekan ini lalu masuk lagi pekan berikutnya.
Saat belajar di rumah mengerjakan tugas yang diberikan wali kelas.
Kepala Sekolah SDN Gebang 2 Sidoarjo Haryono, Selasa, mengatakan di sekolahnya jumlah guru yang mengajar ada empat orang dengan jumlah siswa sebanyak 27 anak.
"Belajar tatap muka di masa pandemi COVID-19 ini atas dasar keputusan hasil musyawarah. Jumlah siswa juga tidak banyak, satu kelas hanya terisi rata-rata lima siswa," katanya saat menerima rombongan Penjabat Bupati Sidoarjo Hudiyono ke sekolah itu.
Ia mengemukakan di SDN Gebang 2 ada enam ruang kelas yang terbagi dua gedung. Gedung pertama berdinding dan lantai keramik, gedung satunya mulai dari lantai hingga dindingnya dari kayu.
"Ada tiga permintaan dari para guru dan masyarakat dusun setempat, pertama renovasi ruangan sekolah, fasilitas internet dan ketiga dibangun akses jalan darat yang menghubungkan Dusun Pucukan dengan dusun lainnya, seperti ke Dusun Kalikajang dan Dusun Kepetingan," ujarnya.
Kedatangan Penjabat Bupati Sidoarjo Hudiyono untuk memastikan penerapan protokol di sekolah berjalan dengan baik dan meminta jumlah tempat cuci tangan di setiap sekolah diperbanyak untuk menghindari siswa bergerombol
Hudiyono mengapresiasi upaya yang dilakukan oleh guru-guru di dua SDN tersebut. Meski di tengah masa pandemi COVID-19 masih peduli terhadap nasib anak didiknya dengan mengajar tatap muka.
"Karena penduduknya tidak ada yang terpapar COVID-19 dan kewaspadaan warganya tinggi," ujarnya.
Untuk menuju ke lokasi dua SDN tersebut harus melalui naik perahu, karena jalur darat kurang layak dan tidak bisa dilewati kendaraan biasa saat musim hujan. Jika lewat jalur air, maka harus naik perahu sekitar 45 menit perjalanan dari kota Sidoarjo menuju kedua SDN tersebut.
Berbeda dengan sekolah-sekolah lainnya di Sidoarjo, dimana para siswa di masa pandemi COVID-19 proses belajar mengajar bisa dilakukan secara dalam jaringan.
Di dua SDN ini, proses belajar dalam jaringan tidak bisa berjalan maksimal karena terkendala sinyal internet. Rata-rata siswa juga tidak memiliki telepon genggam.
Untuk mengejar kurikulum supaya tidak tertinggal, anak-anak tetap masuk sekolah seperti biasa hanya saja tidak penuh. Di SDN Gebang 2 diberlakukan sekolah satu pekan, belajar pekan ini lalu masuk lagi pekan berikutnya.
Saat belajar di rumah mengerjakan tugas yang diberikan wali kelas.