Lumajang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Lumajang akan mengidentifikasi daerah rawan terdampak tsunami seiring hasil riset para peneliti Institut Teknologi Bandung ( ITB) yang telah diterbitkan dalam jurnal Nature Scientific Report mengenai adanya potensi tsunami 20 meter di selatan Pulau Jawa.
"Kami akan identifikasi lebih detail lagi desa-desa yang kemungkinan akan terdampak adanya potensi gempa dan adanya potensi tsunami," kata Bupati Lumajang Thoriqul Haq di sela-sela menerima kunjungan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Kabupaten Lumajang, Minggu.
Bupati yang akrab disapa Cak Thoriq itu juga telah menginstruksikan jajaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang untuk melakukan pemetaan potensi rawan bencana.
"Wilayah Lumajang bagian selatan memang berbatasan langsung dengan laut selatan atau Samudera Indonesia. Hal ini tentu menyebabkan wilayah selatan Kabupaten Lumajang memiliki potensi terdampak bencana tsunami," tuturnya.
Beberapa waktu yang lalu telah terjadi abrasi di Pantai Tempursari yang berdampak terhadap dua desa, yaitu Bulurejo dan Tegalrejo, sehingga mengharuskan beberapa warga dievakuasi ke tempat yang lebih aman.
"Khusus wilayah Tempursari, saya telah berkoordinasi dengan Badan Pertanahan Nasional Jawa Timur terkait relokasi tempat tinggal warga," ucap politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.
Menurutnya, harus ada kebijakan yang mengintervensi dan berpihak kepada masyarakat, misalnya terkait tempat relokasi yang layak, atau relokasi yang aman dan tidak berpotensi untuk terdampak bencana apapun.
Berdasarkan data BPBD Lumajang tercatat sembilan desa, mulai dari Kecamatan Yosowilangun hingga Kecamatan Tempursari, yang merupakan daerah rawan bencana tsunami, yakni Desa Wotgalih, Jatimulyo, Bades, Selok Awar-awar, Bulurejo, Tegalrejo, Darungan, Pandanwangi, dan Pandan Arum.
Sebelumnya para peneliti mengeluarkan peringatan adanya kemungkinan gempa besar disertai tsunami di wilayah Indonesia dengan lokasi utama di dua wilayah Pulau Jawa, yakni Jawa Barat dan Jawa Timur.
Hasil riset para peneliti Institut Teknologi Bandung yang telah diterbitkan dalam jurnal Nature Scientific Report pekan lalu mengungkapkan adanya potensi tsunami 20 meter di selatan Pulau Jawa.
Sementara Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengajak masyarakat untuk tidak mudah terpancing dan mengakhiri kepanikan terkait informasi mengenai potensi gempa megathrust.
"Kami berharap masyarakat terus meningkatkan literasi, selanjutnya tidak mudah 'kagetan' setiap ada informasi potensi bencana," kata Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono di Jakarta, Minggu.
Dia mengatakan, kecemasan dan kepanikan publik yang sering muncul akibat adanya informasi potensi gempa megathrust tampaknya terjadi karena adanya kesalahpahaman.
"Ini masalah sains komunikasi yang masih terus saja terjadi, karena hingga saat ini masih ada gap atau jurang pemisah antara kalangan para ahli dengan konsep ilmiahnya dan masyarakat yang memiliki latar belakang dan tingkat pengetahuan yang sangat beragam," kata dia.
Kasus semacam ini tampaknya masih akan terus berulang, dan pastinya harus diperbaiki dan akhiri, tambah Daryono.
Pemkab Lumajang identifikasi daerah rawan terdampak tsunami
Minggu, 27 September 2020 20:25 WIB