Banyuwangi (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memprediksi Banyuwangi, Jawa Timur, bakal menjadi tempat tujuan yang banyak dikunjungi wisatawan domestik pada masa adaptasi kebiasaan baru.
"Beberapa hari lalu kami melakukan seminar daring (webinar) dengan Menko Marves Pak Luhut dan Pak Menteri Pariwisata Wishnutama. Dalam pertemuan virtual itu, Pak Menko menyebut Banyuwangi diperkirakan akan menjadi tujuan wisatawan di masa adaptasi kebiasaan baru," ujar Bupati Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Jumat.
Bupati Anas mengatakan bahwa Banyuwangi telah menyiapkan sejumlah skema pariwisata di era adaptasi kebiasaan baru, mulai dari sertifikasi protokol kesehatan hingga penggunaan teknologi untuk mendukung protokol kesehatan.
"Kami melakukan supervisi ketat ke destinasi, hotel, homestay, kafe, restoran. Semua ini untuk memberi jaminan kesehatan dan keselamatan bagi para pengunjung. Kami juga memberikan pelatihan dan sertifikasi protokol kesehatan kepada pemandu pariwisata," ujarnya.
Tak hanya itu, kata Anas, Banyuwangi juga tak segan bertindak tegas untuk menjamin keamanan dan kenyamanan bagi warga maupun wisatawan selama di Banyuwangi.
Tim gugus tugas Banyuwangi telah melakukan penutupan sementara bagi pelaku usaha yang lalai menerapkan protokol kesehatan.
"Sudah kami sosialisasikan, kami simulasikan dan setelah dievaluasi masih saja ada yang bandel, terpaksa kami peringatkan dan evaluasi sambil kami masukkan ke kelas pembinaan. Setelah mereka paham dan bersedia menaati baru kami izinkan melayani kembali. Ini adalah upaya kami agar wisatawan dan pelaku wisata sama-sama aman," paparnya.
Dalam seminar daring itu, Luhut menyampaikan bahwa Banyuwangi akan menjadi tujuan wisata favorit yang bakal didatangi banyak wisatawan domestik, karena lokasinya yang berada di kota penyangga, atau berdekatan dengan kota besar, yakni Surabaya. Dan aksesibilitas menuju Banyuwangi juga mudah karena bisa dijangkau oleh semua jenis transportasi.
"Tren menunjukkan bahwa wisatawan domestik akan melakukan kunjungan ke kota penyangga yang memiliki alam indah dan bersih. Misalnya orang Jakarta itu ke Sentul dan Puncak. Sedangkan dari Surabaya ya ke Banyuwangi. Banyuwangi bakal menjadi tempat yang banyak dikunjungi," kata Menko Luhut.
Luhut juga menyampaikan adanya perubahan tren paradigma perjalanan pariwisata, dari pariwisata massal menjadi pariwisata yang lebih berkualitas.
Oleh karena itu, Luhut meminta setiap daerah agar betul-betul menerapkan protokol kesehatan, terutama daerah yang diprediksi bakal mendapatkan kunjungan banyak wisatawan.
"Saya minta agar pemerintah daerah dapat menjamin keselamatan para pekerja sektor pariwisata, serta selalu mengingatkan masyarakat untuk tetap mengedepankan protokol kesehatan. Hal ini demi keselamatan dan kenyamanan kita bersama. Seperti Banyuwangi yang sudah menerapkan protokol kesehatan di sektor wisatanya," kata Luhut.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama dalam seminar daring itu juga mendukung arahan Menko Luhut. Menurutnya, membuka kembali pariwisata untuk wisatawan domestik akan mampu memulihkan aktivitas pariwisata yang kini lesu akibat pandemi COVID-19.
"Pada 2018 ada sekitar delapan juta wisatawan Indonesia ke luar negeri dengan spending USD 9 miliar. Artinya ini ada potensi besar wisatawan yang tadinya ke luar negeri, kini bisa ke dalam negeri sehingga pariwisata bisa bangkit. Daerah harus bisa menangkap peluang ini," katanya.
Seminar daring yang digelar oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) pada 22 Juli 2020. diikuti Menko Luhut, dan juga menghadirkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama Kusubandio dan diikuti para gubernur, bupati/walikota, dan Kepala Dinas Pariwisata se-Indonesia. (*)
Menko Luhut prediksi Banyuwangi jadi tujuan wisata pada masa adaptasi kebiasaan baru
Jumat, 24 Juli 2020 17:21 WIB