Trenggalek (ANTARA) - Pemkab Trenggalek, Jawa Timur, Selasa, meresmikan Kampung Tangguh Semeru di satu zona hijau COVID-19 yang terletak di Desa Sumurup, Kecamatan Bendungan, karena di wilayah tersebut tidak ada warga yang dilaporkan terpapar virus corona.
"Keberadaan kampung tangguh ini diharapkan dapat merangsang partisipasi masyarakat untuk mau peduli kesehatan dengan tetap melakukan budaya hidup bersih dan tetap mematuhi protokol kesehatan," kata Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin saat memberikan sambutan dalam peresmian Kampung Tangguh Semeru di Desa Sumurup itu.
Arifin tak tampil sendirian. Tampak bersamanya Kapolres Trenggalek AKBP Doni Sembiring, Dandim 0806 Trenggalek Letkol Inf Dody Novianto beserta seluruh unsur jajaran Satgas COVID-19 Trenggalek.
Seremoni ditandai dengan pemeriksaan kesiapan tim Satgas COVID-19 tingkat desa, ketersediaan rumah singgah atau shelter bagi warga yang pulang dari rantau, fasilitas kesehatan tingkat desa, ketersediaan lumbung desa serta pemantauan penerapan protokol kesehatan di rumah-rumah penduduk.
Menurut Kapolres Doni Sembiring, Desa Sumurup menjadi salah satu percontohan desa tangguh karena perkampungan ini hingga saat sekarang masih steril dari kasus COVID-19.
Doni Sembiring mengaku bangga melihat kesiapan Sumurup menghadapi adaptasi kebiasaan baru di di tengah pandemi COVID-19.
"Jangan sampai setelah diresmikan sebagai Kampung Tangguh Semeru di Desa Sumurup ini, nantinya justru ada kasus baru di tempat ini," ucapnya.
Kapolres mengingatkan esensi kampung tangguh ini adalah seberapa efektif kampung tangguh ini menghadapi pandemi COVID-19.
Bupati Nur Arifin, Kapolres Doni Sembiring dan Dandim Dody Novianto mengapresiasi Kecamatan Bendungan yang berhasil mempertahankan tanpa kasus COVID-19 sampai detik ini.
Menurut mereka, status ini menunjukkan komitmen masyarakat di Kecamatan Bendungan, termasuk di Desa Sumurup yang cukup tinggi terhadap pencegahan pandemi COVID-19.
"Namun demikian kami tetap mengimbau masyarakat di Kecamatan Bendungan, khususnya warga Sumurup untuk terus menjaga kampungnya. Kenormalan baru bukan berarti virusnya hilang, melainkan ada kebiasaan baru yang harus kita lakukan dalam aktivitas kita sehari-hari, agar terhindar dari penyebaran virus ini," ucap Nur Arifin.