Ponorogo (ANTARA) - Tim Pelacak dan Penguji Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Ponorogo kembali menemukan 11 orang santri Pondok Modern Darussalam Gontor Kampus 2 yang terkonfirmasi positif terpapar virus corona atau COVID-19.
Bupati Ponorogo Ipong Muchlisoni, Rabu, mengungkapkan temuan tambahan ini mengacu hasil tes cepat COVID-19 terhadap 1.363 orang santri yang dilanjutkan dengan tes usap PCR terhadap 93 orang santri yang reaktif tes cepat dalam kurun sepekan terakhir.
"Sebanyak 11 santri yang dinyatakan positif berdasar tes usap akan kami kirim ke RS Lapangan Indrapura Surabaya untuk menjalani perawatan di sana," kata Ipong.
Tes cepat dan tes usap kembali dilanjutkan Rabu ini. Namun, berapa jumlah santri yang dites cepat COVID-19 serta berapa yang dites usap PCR, Ipong belum menyebut data pasti karena masih menunggu laporan terbaru dari tim Gugus Tugas COVID-19 Ponorogo.
"Selain tambahan 11 santri yang positif COVID-19 dari Pondok Gontor, ada tiga kasus konfirmasi positif corona pada warga kami sehingga total tambahan kasus per hari ini ada 15 orang," kata Ipong.
Kabar baiknya, lanjut Ipong, pada hari yang sama pihaknya mendapat konfirmasi 11 kasus sembuh, setelah hasil tes usap yang dilakukan tim kuratif terhadap 11 santri Pondok Modern Gontor kampus 2 yang sebelumnya telah dinyatakan positif terpapar corona dan dirawat di RS Lapangan Indrapura Surabaya.
"Alhamdulillah 10 dari 11 santri yang sebelumnya terkonfirmasi positif COVID-19 ini, 10 diantaranya hasil tes usap ketiga negatif corona. Satu lagi yang hari ini terkonfirmasi sembuh adalah pasien nomor 52 asal (Kecamatan) Ngebel yang berlatar belakang sopir travel dan memiliki riwayat kontak erat dengan pasien terkonfirmasi positif SARS-CoV-2," papar Ipong.
Dengan kabar tambahan 15 kasus baru dan sembuh 11 orang ini, jumlah akumulasi kasus COVID-19 di Ponorogo tercatat 97 orang. Dari jumlah itu, 44 penderita/pasien telah dinyatakan sembuh total dan empat (4) pasien meninggal.
Saat ini pasien COVID-19 yang menjalani isolasi mandiri ada tiga orang, isolasi shelter delapan orang, isolasi RSUD dr. Hardjono, Ponorogo 25 orang, isolasi RS Ngawi ada satu orang dan isolasi RS Lapangan Surabaya 12 orang.