Malang (ANTARA) - Kuota mahasiswa baru Universitas Brawijaya (UB) Malang pada tahun akademik 2020/2021 turun sekitar 9 persen menjadi 14.310 orang, dari tahun sebelumnya sebanyak 14.590 orang.
Dari kuota 14.310 orang mahasiswa tersebut, sebanyak 40 persen atau sekitar 5.724 mahasiswa dari jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), 30 persen dari jalur Seleksi Nasional Masuk PTN (SNMPTN) atau jalur undangan dan 30 persen lainnya dari jalur mandiri.
"Tahun ini UB membuka program studi (Prodi) baru, yakni Kehutanan dan Aktuaria. Dengan adanya dua prodi baru ini, jumlah prodi yang ada di UB menjadi 77 (49 prodi saintek dan 28 prodi soshum)," kata Wakil Rektor I Universitas Brawijaya Prof Dr Aulannia’am di sela kegiatan Ujian Tulis Berbasis Kompute (UTBK) di kampus UD, Selasa.
Ia mengatakan peminat SNMPTN Universitas Brawijaya terbanyak di bidang Saintek adalah Prodi Pendidikan Dokter yakni 1.646 orang, diterima 75 orang. Sedangkan bidang Soshum, peminat terbanyak pada Prodi Manajemen, yaitu 1.653 orang dan diterima 96 orang.
Pendaftar SNMPTN di Universitas Brawijaya menduduki rangking tertinggi di Indonesia, yaitu mencapai 30.932 siswa dengan jumlah peminat Prodi sebanyak 43.958 orang. Sementara itu, UTBK yang digelar di Universitas Brawijaya pada 5-14 Juli 2020 telah berakhir dan berjalan lancar. Peserta UTBK tercatat sebanyak 19.859 siswa.
Sesuai jadwal, peserta ujian dibagi dalam dua sesi yaitu pagi pukul 09.00-11.15 WIB dan sore pukul 14.00-16.15 WIB. Demi kelancaran pelaksanaan UTBK, Universitas Brawijaya menyediakan 1.090 komputer dalam 56 laboratorium di 17 lokasi, semuanya terletak di dalam kampus UB. Fasilitas dan ruang ujian yang dipakai peserta selalu disterilisasi dengan desinfektan.
Menurut Prof Aulannia'am yang juga Ketua Pelaksana UTBK Universitas Brawijaya, UTBK yang berlangsung di kampus setempat saat pandemi ini membutuhkan penanganan khusus dan harus sesuai protokol kesehatan secara ketat untuk pencegahan COVID-19.
"Alhamdulillah, UTBK di UB yang dilangsungkan pada 5-14 Juli 2020 berjalan tertib dan lancar. Awalnya, kami was-was karena ada beberapa daerah yang tidak diizinkan Satgas COVID-19 untuk melaksanakan UTBK," ucapnya.
Namun di Malang, Wali Kota Sutiaji cukup bijak dan mengizinkan peserta datang ke Malang untuk mengikuti UTBK di UB dan UM, namun harus mematuhi protokol kesehatan secara ketat.
Peserta ujian diwajibkan mengikuti protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran COVID-19 dengan cara cek suhu badan (max 37,5 derajat selsius), cuci tangan dengan sabun/memakai hand sanitizer, memakai masker, dan jaga jarak (min 1 meter).
Selama pelaksanaan UTBK, peserta ujian mematuhi protokol kesehatan, tamu yang tidak berkepentingan (temasuk pegawai UB) dilarang masuk kampus. Pengantar dari luar kota ditempatkan secara khusus di sekitar gedung GKM dan Samantha Krida.
Untuk siaga kesehatan, panitia menempatkan pos kesehatan di gedung Widyaloka. Panitia juga menyiapkan 1 (satu) unit mobil ambulans untuk melayani peserta atau panitia yang sakit, namun hingga berakhirnya ujian pada Selasa (14/7), tidak ada peserta atau panitia yang sakit.
Sementara itu, pelaksanaan UTBK Universitas Negeri Malang (UM) yang ditempatkan di kampus Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) juga berlangsung lancar dan aman sesuai protokol kesehatan.
Peserta UTBK di kampus UMM mencapai 1.800 orang. UMM menyiagakan petugas protokol kesehatan di empat pintu masuk. Pelaksanaan di UMM bagus. Ujian tertib dan berjalan lancar. Protokol kesehatan juga dijalankan dengan baik, bahkan liftnya juga sudah tanpa sentuh, pakai kaki (pedal).
UMM juga menyiapkan sarana pendukung lainnya, seperti menyediakan 351 titik hand sanitizer dan 55 titik wastafel berikut sabun cair dengan teknologi pedal dan sensor. Sepatu dan tas juga disediakan tempat penyimpanan khusus agar tidak saling bercampur satu sama lainnya.