Lumajang (ANTARA) - BMKG Karangkates Malang memasang alat peringatan dini gempa bumi dan tsunami di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, karena wilayah setempat sering diguncang gempa bumi.
"BMKG melaksanakan kegiatan pemasangan alat penyebarluasan informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami, yaitu Warning Receiver System (WRS) di berbagai wilayah rawan gempa dan tsunami di Lumajang," kata Kepala Stasiun Geofisika BMKG Karangkates Malang Musripan dalam rilis yang diterima ANTARA di Lumajang, Jumat.
Dia mengatakan wilayah Indonesia merupakan bagian dari jalur gempa dunia yang terbentang dari Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, Flores, Alor, Laut Banda, Seram, Sulawesi, Maluku Utara, dan Papua.
"Sebagai wilayah yang terletak pada jalur gempa aktif, kondisi fisiografi wilayah Indonesia sangat dipengaruhi oleh aktivitas tumbukan tiga lempeng tektonik utama dunia, yaitu Lempeng Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik," katanya.
Ketiga lempeng tektonik tersebut bertumbukan dan bergerak secara relatif antara satu dengan yang lain, menjadikan wilayah Indonesia sebagai salah satu kawasan rawan gempa dan tsunami di dunia.
Wilayah Indonesia memiliki banyak sumber gempa dan secara umum memiliki 13 segmentasi sumber gempa megathrust.
Selain itu, memiliki 295 segmentasi sesar aktif dan berdasarkan kondisi tektonik yang kompleks itu, maka gempa dapat terjadi kapan saja dalam berbagai variasi magnitudo dan kedalaman.
"Hasil monitoring BMKG menunjukkan selama periode 2008-2019, rata-rata dalam setahun terjadi gempa sebanyak 5.818 kali, gempa signifikan dengan magnitudo di atas 5,0 sebanyak 347 kali dan dua tahun sekali terjadi gempa berpotensi tsunami," katanya.
Terkait dengan kondisi wilayah Indonesia yang rawan gempa dan tsunami itu, BMKG memiliki tugas dan kewajiban dalam menyediakan informasi gempa dan peringatan dini tsunami yang tertuang dalam UU No. 31 Tahun 2009 dan Perpres No. 93 Tahun 2019.
Sejak 2008, BMKG sudah memasang 275 peralatan WRS, namun demikian mengingat peralatan WRS masih dibutuhkan pemerintah daerah dan kantor lembaga/kementerian terkait, maka pada 2020 BMKG memasang WRS generasi terbaru di 315 lokasi.
"WRS generasi terbaru (WRS NewGen) berbeda dengan WRS sebelumnya karena merupakan terobosan baru BMKG dalam penyebarluasan informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami yang memberikan informasi gempa secara lebih cepat karena bersifat 'real time'," katanya.
Ia menjelaskan lokasi pemasangan WRS NewGen pada 2020 mencakup kantor kementerian/lembaga yang tersebut dalam Perpres No. 93 Tahun 2019 dan institusi yang terlibat dalam penanganan bencana gempa dan tsunami, seperti BPBD, kantor media televisi/radio, serta institusi terkait yang memiliki kerja sama dengan BMKG terkait dengan berbagi data dan informasi.
"Di Lumajang kami menyerahkan WRS NewGen itu kepada BPBD Lumajang, sehingga diharapkan dapat mendeteksi dini lebih cepat terjadinya gempa bumi dan tsunami," ujarnya.
Pemasangan WRS NewGen diharapkan meningkatkan performa penyebarluasan informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami dari BMKG Pusat Jakarta ke kantor unit pelaksana teknis BMKG, pemerintah daerah, lembaga/kementerian, media, dan lembaga lain yang terkait dengan penanganan bencana.
"Harapan kita dengan adanya percepatan penyebarluasan informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami, maka akan dapat mempercepat respons dalam penanganan bencana, sehingga dapat memberikan manfaat nyata dalam menyelamatkan masyarakat dari bencana," katanya.
Kepala Pelaksana BPBD Lumajang Teguh Widjayono mengucapkan terima kasih kepada BMKG Karangkates yang memberikan WRS NewGen yang dapat mendeteksi gempa bumi dan tsunami di daerah itu.
Terobosan baru BMKG, WRS NewGen gempa bumi dan tsunami dipasang di Lumajang
Jumat, 3 Juli 2020 21:28 WIB
Di Lumajang kami menyerahkan WRS NewGen itu kepada BPBD Lumajang