Surabaya (ANTARA) - Warga terdampak jebolnya pipa utama PDAM akibat terkena tiang pancang proyek pembangunan kampus II Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) di Gunung Anyar, Kota Surabaya, Jatim, Minggu (17/5), meminta ganti rugi PT Adhi Karya (Persero) Tbk. selaku pelaksana proyek.
"Kami berharap PDAM Surabaya meminta ganti rugi kepada kontraktor atau pelaksana proyek. Warga yang tambaknya terkena aliran air pecahan pipa PDAM juga harus dikompensasi oleh kontraktor," kata Wakil Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Gunung Anyar Mukson di Surabaya, Rabu.
Menurut dia, pihaknya bersama sejumlah ketua RW di Gunung Anyar telah mengadukan sikap kontraktor pembangunan proyek UINSA tersebut ke Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Surabaya Arif Fathoni pada Selasa (19/5) malam.
Mukson mengatakan pihaknya sejak lama mengeluhkan sikap PT Adhi Karya yang tidak peduli terhadap masyarakat sekitar proyek pembangunan kampus UINSA. Padahal warga Gunung Anyar terdampak secara langsung aktivitas pembangunan tersebut.
Bahkan, lanjut dia, ketika masa pandemik COVID-19 di saat sejumlah pengurus RT dan RW mengalang donasi untuk warga yang terdampak, namun PT Adhi Karya tidak tergerak untuk memberikan donasi.
Untuk itu, lanjut dia, warga Gunung Anyar menuntut agar dibangunkan balai RW yang representatif karena di dalam proyek ada tanggul sungai yang masuk. Selain itu, warga sekitar sebagian dapat di pekerjakan di lingkungan proyek.
"Sudah ada kesanggupan namun hanya diserap dua orang. Samun sampai saat ini tidak kunjung ada realisasi," katanya.
Menanggapi hal itu, Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Surabaya Arif Fathoni mengatakan meskipun aturan tentang persetujuan tetangga kanan dan kiri dalam dokumen Amdal sudah dihapus, sebaiknya kontraktor tetap harus memperhatikan warga sekitar.
"Kontraktor harus memberikan kompensasi terhadap warga yang terdampak aktivitas pembangunan tersebut. Warga sekitar yang merasakan langsung kebisingan baik aktivitas pembangunan tiang pancang maupun debu yang bertebaran karena lalu lalang truk pengangkut material," katanya.
Sebagai BUMN, lanjut dia, mestinya PT Adhi Karya bisa menjadi agen perubahan ekonomi dimana tidak semata mata mengejar keuntungan semata, namun harus memiliki kewajiban menggerakkan ekonomi setempat dengan menyerap tenaga kerja masyarakat setempat sesuai dengan kebutuhan.
"Masyarakat sekitar harus menikmati kue industrialisasi, jangan menjadi penonton saja, tapi harus terlibat," katanya.
Mengenai permintaan warga tentang pembangunan balai RW, Arif Fathoni bisa dipenuhi menyusul nilai dari proyek itu besar atau mencapai ratusan miliar. Apalagi itu bisa dimanfaatkan masyarakat dalam jangka waktu yang panjang.
"Kami juga berharap Rektor UINSA bisa mendorong kontraktor pelaksana untuk berbicara dengan warga dari hati ke hati, sehingga bisa tercipta harmonisasi di kalangan masyarakat," katanya.
Perwakilan Adhi Karya untuk proyek pembangunan kampus II UINSA Abdul Somad sebelumnya mengatakan pihaknya belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut seputar ganti rugi maupun memanggapi adanya pengajuan gugatan dari perwakilan kelompok (class action).
"Untuk keterangan soal itu satu pintu ya," katanya singkat.
Dirut PDAM Surabaya Mujiman mengatakan pipa yang jebol berdiameter 1.000 milimeter itu mampu mengalirkan 1 liter air per detik kepada 80 pelanggan. Sedangkan air yang terbuang saat ini sekitar 300 liter per detik, sementara lainnya masih tetap berjalan.
"Jadi sekitar 30 ribuan pelanggan saat ini yang terganggu. Sedangkan yang paling terdampak wilayah Gunung Anyar," katanya. (*)
Warga Gunung Anyar Surabaya minta ganti rugi jebolnya pipa PDAM
Rabu, 20 Mei 2020 7:02 WIB
Kami berharap PDAM Surabaya meminta ganti rugi kepada kontraktor atau pelaksana proyek