Trenggalek (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, memperketat pemeriksaan terhadap pengendara yang masuk wilayahnya di tiga check point untuk mengantisipasi arus mudik awal selama pandemi coronavirus atau COVID-19.
Sebagaimana terlihat di titik pintu masuk perbatasan wilayah Durenan, portal-portal pembatas yang dihubungkan dengan tali, water barrier, dipasang berjajar di pertigaan menuju wilayah kota.
Kendaraan yang datang dari arah Tulungagung lalu digiring menggunakan separator jalan itu sehingga bergerak masuk ke area check point yang telah dilengkapi tenda disinfektan besar, sejumlah perangkat pengukur suhu untuk penumpangnya, hingga puluhan petugas plus tenaga medis yang telah disiagakan.
"Pembatasan akses masuk ke wilayah Trenggalek ini akan terus diperketat. SOP-nya juga terus disempurnakan supaya semua patuh dalam melakukan pemeriksaan kesehatan," katanya.
Selain menambah perangkat pengukur suhu tubuh dan memperbanyak petugas, di lokasi check point ini juga disiapkan kursi berjarak untuk physical distancing.
Menurutnya, akan ada pengecekan dan bila ada yang perlu diobservasi lebih lanjut, ruangnya juga sudah disiapkan.
"Evaluasinya, penanda yang berupa sticker kami minta untuk diperbesar, terus dari arah Tulungagung ini pintunya ada dua, dari arah Timur dan dari Bandung. Semua kendaraan dari arah keduanya tanpa kecuali harus masuk di pos ini," ujarnya.
Sementara itu, menyikapi banyaknya pemudik Lebaran yang masuk ke Trenggalek dalam kurun sepekan terakhir, Arifin mengaku memang telah mengantisipasinya.
"Karena memang belum ada larangan mudik, kemudian kita tidak bisa menolak warga yang datang dan mengusirnya. Melanggar hak asasi kan juga tidak baik, sehingga yang bisa kita lakukan hanya melakukan tracing," katanya.
Dengan begitu, lanjut dia, petugas menjadi lebih mudah mengetahui dari mana asal pasien bersangkutan dan mau kemana.
"Hal inilah yang menjadikan alasan kenapa kita melakukan pembatasan wilayah ini," katanya.
"Jadi pembatasan wilayah ini dalam rangka untuk mengidentifikasi total dan kepala desa yang ada di sekitar ini sadar betul, apalagi berada di perbatasan dengan zona merah," tandas Nur Arifin.