Surabaya (ANTARA) - Sejumlah pengusaha pusat perbelanjaan di Kota Surabaya memperkuat penjualan melalui daring/online, tujuannya untuk menjaga stabilitas perusahaan dan penjualan barang.
Manager Home Department Sogo Tunjungan Plaza Surabaya Ari Kristanty di Surabaya, Selasa, mengatakan saat ini pihaknya agresif menggiatkan penjualan secara daring, baik melalui aplikasi dan laman bernama Mapemall maupun via whatsapp (WA).
"Hal ini mengingat masyarakat tidak dianjurkan datang ke tempat umum. Dan untuk yang lewat WA kami juga telah resmi meluncurkan dengan nama Click & Shop Sogo," ujar Tanty kepada wartawan saat dikonfirmasi.
Ia mengakui, bahwa anjuran social distancing membuat tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan turun drastis, oleh karena itu dia dan beberapa pelaku usaha ritel dituntut harus memutar otak agar penjualannya tetap berjalan, salah satunya memaksimalkan teknologi digital.
"Iya, data kunjungan customer terjun bebas. Bahkan, kami pun telah menerapkan pengurangan jam kerja. Di Sogo, kami melakukan 1 hari kerja 1 hari libur untuk semua karyawan dalam mendukung social distancing," katanya.
Meski demikian, Tanty mengaku, selama ini sudah banyak pelanggan yang order via WA ke nomor pribadi sales assistant Sogo, dan bersyukur trennya terus positif.
"Sejak corona masuk Indonesia, pelanggan kami sudah banyak yang order lewat WA karena enggan datang ke tempat yang ramai,” lanjutnya. Jadi sales assistant-lah yang aktif melakukan followup ke loyal customer. Nah, sekarang ini kami aktifkan WA resmi milik Sogo di satu nomor untuk memudahkan pelanggan," tuturnya.
Sementara itu, berdasarkan transaksi paling banyak yang dilakukan di WA adalah produk kosmetik, kontribusinya sekitar 50 persen, disusul produk kategori home seperti matras.
"Sedangkan untuk fashion sendiri menyumbang sekitar 20 persen terhadap pembelian lewat WA. Karena rata-rata orang belanja baju itu impuls buying alias iseng beli ketika sedang jalan-jalan," katanya.
Dia berharap, layanan Click & Shop tersebut bisa menjangkau lebih banyak transaksi, sehingga customer tidak perlu datang ke toko sementara waktu.
"Intinya meskipun ada social distancing penjualan bisa tetap berjalan," imbuh Tanty.
Sebelumnya, Ketua Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia (Apkrindo) Jawa Timur Tjahjono Haryono mengakui, dampak dari imbauan pemerintah agar menghindari keramaian, mengakibatkan tingkat kunjungan konsumen ke kafe dan restoran yang berada di pusat perbelanjaan mengalami penurunan.
"Tren tersebut terlihat sejak akhir pekan lalu. Sebab, masyarakat kini tidak berani berada di keramaian demi meminimalisasi penyebaran virus. Dan Apkrindo Jatim mencatat rerata angka penurunannya sekitar 20-30 persen dibanding hari-hari biasa," katanya.
Ia bersyukur, angka penurunan kafe dan restoran yang ada dalam mal tidak sedrastis seperti prediksi kebanyakan orang sampai 50 persen.
Selain turunnya kunjungan, beberapa bahan baku industri kafe dan restoran di Surabaya juga sempat terganggu, seperti bawang bombay, bawang putih dan aneka rempah-rempah seperti jahe dan lengkuas.