Jember (ANTARA) - Cabai menjadi komoditas yang memberikan sumbangan tertinggi pada laju inflasi bulan Januari 2020 di Kabupaten Jember dengan andil 0,148 persen, sehingga angka inflasi tercatat sebesar 0,38 persen.
"Komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi di Jember, di antaranya cabai merah, cabai rawit, minyak goreng, emas perhiasan, dan beras," kata Kasi Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Jember Candra Birawa di Kantor BPS setempat, Senin.
Ia mengatakan, banyaknya gagal panen komoditas cabai merah dan cabai rawit ditengarai sebagai penyebab minimnya pasokan komoditas tersebut di pasar tradisional, sehingga harga komoditas bahan baku sambal itu naik cukup signifikan di bulan Januari 2020.
"Pengaruh musim yang buruk sepanjang bulan Januari 2020 dengan curah hujan yang tinggi diduga ikut memberikan andil penyebab terjadinya kelangkaan stok cabai di Jember," tuturnya.
Sedangkan komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi di antaranya bensin, angkutan udara, daging ayam ras, telur ayam ras, dan tarif kereta api.
"Tingginya inflasi yang terjadi di Januari berhasil ditekan oleh beberapa komoditas yang mengalami deflasi, di antaranya bensin karena pada awal tahun 2020, Pertamina mengumumkan terjadinya penurunan harga bahan bakar minyak jenis bensin dan solar yang berlaku pada 5 Januari 2020," katanya.
Candra mengatakan penghitungan laju inflasi Januari 2020 menggunakan pemutakhiran diagram timbang indeks harga konsumen (IHK) berdasarkan survei biaya hidup 2018.
Dari delapan kota IHK di Jatim, seluruh kota mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Sumenep sebesar 0,84 persen, kemudian diikuti Kota Kediri dan Kota Surabaya sebesar 0,52 persen, Kabupaten Banyuwangi mengalami inflasi 0,51 persen, Kota Malang inflasinya sebesar 0,41 persen.
Kemudian diikuti Kota Probolinggo inflasi sebesar 0,40 persen, Kabupaten Jember mengalami inflasi sebesar 0,38 persen, dan inflasi terendah di Jatim terjadi di Kota Madiun 0,35 persen. Untuk inflasi Jatim sebesar 0,50 persen dan nasional 0,39 persen.