Banyuwangi (ANTARA) - Gelaran busana Batik On Pedestrian kembali digelar di Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat. Desain busana batik karya desainer daerah ditampilkan dalam parade busana di area pedestrian atau tempat pejalan kaki.
Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Banyuwangi Dani Azwar Anas mengemukakan, ajang Banyuwangi Batik On Pedestrian yang digelar rutin tahunan ini merupakan cara untuk menumbuhkan kreativitas anak-anak muda daerah yang memiliki passion di bidang fesyen, khususnya batik.
"Kami yakin dengan terus memberikan panggung seperti ini akan terus memunculkan bibit-bibit desainer potensial daerah. Selain itu, ini juga cara menumbuhkan kecintaan mereka pada kain batik yang merupakan warisan budaya bangsa ini," kata istri Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas itu.
Menurut ia, kegiatan ini sengaja digelar di area pejalan kaki di Taman Blambangan, selain untuk memberikan keunikan, juga sekaligus mengampanyekan trotoar yang nyaman dan aman bagi pejalan kaki.
Pada ajang yang memasuki tahun ketujuh ini, kata Dani, para model mengenakan batik motif Blarak Sempal. Motif ini menyerupai blarak daun kelapa yang sudah tua dengan bentuk garis-garis miring yang tersusun berbanjar dan saling berlawanan.
Banyuwangi Batik On Pedestrian merupakan rangkaian kegiatan yang mengawali gelaran Banyuwangi Batik Festival (BBF) pada Sabtu (23/11).
Secara terpisah, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan bahwa setiap tahun satu motif batik khas Banyuwangi ditampilkan secara bergiliran. Pada tahun ini Blarak Sempal dipilih menjadi tema besar dan sebelumnya berbagai motif telah diangkat, seperti Gajah Oling, Kangkung Setingkes, dan Kopi Pecah.
"Kami ingin mengenalkan motif asli batik Banyuwangi yang ada lewat panggung BBF. Ini adalah cara Banyuwangi terus mendukung eksistensi pelaku batik daerah, sekaligus mendukung karya-karya anak bangsa. Motif juga terus kami perkaya lewat lomba cipta motif batik Banyuwangi," ujarnya.