Gianyar, Bali (ANTARA) - Selalu kalah di tiga laga, nol poin dan juru kunci, untuk sementara menjadi "prestasi" tim nasional Indonesia di Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia.
Nasib Indonesia di ujung tanduk. Skuat berjuluk Garuda terancam tidak lolos ke putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2022.
Dengan demikian, laga keempat mereka di Grup G melawan Vietnam pada Selasa (15/10) di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, mulai pukul 18.30 WIB mau tidak mau menjadi penting.
Tiga poin menjadi sasaran utama. Akan tetapi, melawan Vietnam bukan sesuatu yang mudah. Pelatih timnas Indonesia SImon McMenemy juga menyadari betul hal tersebut.
Salah satu hal yang membuat pertandingan itu seolah menjadi tembok tinggi yang sulit dilewati adalah kondisi fisik pemain Indonesia yang tidak bugar.
Simon mengetahui dengan baik bahwa anak-anak asuhnya tidak mampu tampil prima selama 90 menit. Situasi itu sudah membawa petaka di tiga pertandingan awal Grup G melawan Malaysia, Thailand dan Uni Emirat Arab (UAE), dimana semuanya berakhir dengan kekalahan.
Indonesia kebobolan 11 gol dari tiga laga itu dan hanya memasukkan bola dua kali ke gawang lawan. Jika dijabarkan lagi, dari 11 gol itu, ada sembilan gol yang bersarang di paruh kedua pertandingan.
Indonesia sejatinya tampil baik dan mampu mengimbangi lawan-lawannya di babak pertama. Namun, beda cerita di 45 menit kedua. Alberto Goncalves dan kawan-kawan seakan kehabisan bensin. Tersendat-sendat dan akhirnya mogok di tengah jalan.
Simon McMenemy bukan tidak menemukan penyebabnya. Pria asal Skotlandia itu menyebut bahwa buruknya pengelolaan jadwal liga, dalam hal ini Liga 1 Indonesia, membuat klub-klub harus bertanding hingga tiga kali seminggu.
Pemain kelelahan dan datang dengan kondisi letih ke pemusatan latihan tim nasional untuk kualifikasi Piala Dunia 2022.
“Anda tidak bisa datang ke turnamen sebesar Piala Dunia dengan kondisi fisik 60-70 persen,” ujar Simon.
Simon McMenemy sendiri tidak memiliki solusi untuk soal kebugaran pemainnya.
Sebelum melawan Vietnam, fisik yang sudah terkuras diperburuk dengan perjalanan jauh Indonesia dari UAE. Andritany Ardhiyasa dan kawan-kawan baru tiba di Bali pada Jumat (11/10).
“Kami jet lag dan harus kembali beradaptasi dengan perbedaan waktu," kata pemain sayap Riko Simanjuntak.
Solusi yang diterapkan Simon untuk mengatasi persoalan fisik itu, yakni melakukan pemulihan (recovery) dan berharap pada semangat para pemainnya untuk menaklukkan Vietnam.
Tangguh
Sejak ditangani Park Hang-Seo mulai September 2017, Vietnam perlahan-lahan menjelma menjadi tim tangguh yang mulai mendapatkan perhatian di kawasan Asia.
Park, yang merupakan asisten pelatih Guus Hiddink di timnas Korea Selatan saat mereka mencapai semifinal Piala Dunia 2002, membawa timnas U-23 Vietnam mencapai final Piala Asia U-23 tahun 2018 untuk pertama kali dalam sejarah.
Di Asian Games 2018, dia juga mengantarkan skuatnya ke empat besar, prestasi yang tidak mampu diraih Vietnam sejak Asian Games dimulai tahun 1951.
Masih di tahun yang sama, Park berhasil memberikan gelar juara Piala AFF untuk Vietnam, yang menjadi kampiun kedua mereka sejak tahun 2008. Setahun kemudian, Vietnam lolos ke Piala Asia U-23 tahun 2020 sebagai juara Grup K kualifikasi.
Di Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia, Vietnam asuhan Park belum terkalahkan di dua laga perdana mereka. Setelah bermain seri 0-0 dengan Thailand, Vietnam menaklukkan Malaysia dengan skor 1-0 di pertandingan kedua yang membuat mereka saat ini berada di posisi ketiga klasemen sementara Grup G dengan empat poin.
Demi memperbesar peluang lolos, Vietnam pun mengincar kemenangan tandang atas Indonesia. Meski demikian, mereka tidak menganggap remeh Indonesia yang seakan menjadi lumbung gol tim-tim lawan di Grup G.
“Indonesia masih tim yang kuat dengan pemain-pemain yang bagus. Namun, kami sudah melakukan persiapan yang baik untuk mencetak gol dan memenangkan pertandingan,” kata Park.
Pria berusia 60 tahun itu juga tidak terlalu mempermasalahkan absennya sang gelandang andalan Nguyen Tuah Anh, yang selalu bermain sejak menit pertama di dua laga Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia kontra Thailand dan Malaysia.
Tuan Anh menderita cedera otot paha belakang (hamstring) saat berhadapan dengan Malaysia yang membuatnya harus digantikan oleh Pham Duc Huy di menit ke-46.
“Kami memiliki pemain-pemain yang bisa menggantikannya termasuk Nguyen Quang Hai,” tutur Park.
Rekor bagus
Satu-satunya hal baik yang bisa dijadikan motivasi oleh Indonesia untuk mengandaskan Vietnam adalah catatan apik di pertemuan-pertemuan sebelumnya.
Dari 22 pertemuan dengan Vietnam sejak tahun 1991, berdasarkan laman 11v11.com, Indonesia menang delapan kali dan lima kali kalah. Sebanyak sembilan laga lain berakhir imbang.
Indonesia bahkan tidak pernah takluk dari Vietnam kala bersua di Tanah Air.
Terakhir, pada tahun 2016, Indonesia mengalahkan Vietnam 2-1 di leg pertama semifinal Piala AFF yang berlangsung di Stadion Pakansari, Cibinong, Jawa Barat, dan menahan imbang 2-2 Vietnam saat bertandang di leg kedua. Indonesia pun melaju ke final dimana mereka ditaklukkan Thailand.
Pelatih timnas Indonesia Simon McMenemy juga mempunyai torehan apik belum pernah kalah ketika tim yang dilatihnya menghadapi Vietnam. Terakhir, pada Piala AFF 2010, Simon membawa timnas Filipina menang 2-0 atas Vietnam di fase grup.
Simon juga pernah berkarier sebagai pelatih di Vietnam saat menukangi Long An FC pada tahun 2011.
Walau begitu, juru taktik yang membawa klub Bhayangkara FC juara Liga 1 Indonesia 2017 itu mengingatkan bahwa Vietnam sekarang sudah berbeda.
“Saya mengerti dan mengetahui dengan baik budaya sepak bola Vietnam. Akan tetapi, mereka menunjukkan perkembangan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Mereka lebih berpengalaman dengan pemain-pemain muda yang cepat, tangguh dan berani,” ujar Simon.
Satu keadaan terakhir yang bisa memompa semangat pemain Indonesia yakni fakta bahwa pertandingan mereka melawan Vietnam merupakan laga resmi FIFA pertama timnas Indonesia di Bali.
Sebelumnya, laga-laga timnas Indonesia banyak berkutat di sekitar Pulau Jawa.
“Laga di Bali menjadi suasana baru bagi kami. Semoga hal itu positif untuk tim. Kami harus lebih fokus. Tidak cerita lain, kami mesti menang," tutur penyerang timnas Indonesia Alberto Goncalves. (*)