Banyuwangi (ANTARA) - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menginginkan perpustakaan dibangun dan didirikan di tempat-tempat objek wisata guna meningkatkan minat baca kaum milenial.
"Jadi bukan hanya buku-bukunya saja yang baru, tapi tempat membacanya juga baru. Bisa di branding image berwisata sambil membaca buku. Ini kan cukup keren, karena kalau perpustaakan di tengah kota itu sudah biasa meskipun tetap penting juga keberadaannya," katanya dalam acara Safari Gerakan Nasional Gemar Membaca di Pendopo Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Senin.
Di era derasnya arus teknologi informasi seperti saat ini, menurut ia, butuh pemikiran yang inovatif (out of the box) agar generasi milenial gemar membaca buku atau berkunjung ke perpustakaan, dan salah satunya perpustakaan didirikan di tempat wisata.
Kata Anas, anak muda saat ini tidak bisa dilepaskan dari ketergantungannya pada media telepon seluler yang terkoneksi internet. Hal ini tak bisa dihindari, tapi justru pemangku kepentingan terkait harus bisa menyesuaikan dengan perkembangan yang terjadi.
"Sekarang eranya sudah berubah, anak-anak maunya baca di handphone, maka digitalisasi buku menjadi salah satu cara. Tapi ini belum cukup, perlu langkah yang out of the box agar perpustakaan mampu menarik perhatian pembaca mudanya," ujar Bupati Anas.
Oleh karena itu, dalam acara Safari Gerakan Nasional Gemar Membaca bekerja sama dengan Perpustakaan Nasional itu, Bupati Anas mengusulkan agar perpustakaan bisa dibangun di pusat-pusat wisata, karena saat ini travelling menjadi salah satu kebutuhan utama kaum milenial.
Ia menegaskan, meningkatkan minat baca pada generasi muda menjadi agenda penting di tengah gempuran teknologi informasi yang terus berkembang.
"Tingkat literasi negara kita termasuk rendah dibandingkan negara tetangga, seperti Singapura atau Malaysia. Ini bukan hanya pekerjaan rumah bagi pemerintah pusat ataupun daerah, tapi butuh keterlibatan semua pihak untuk menumbuhkan minat baca anak," tuturnya.
Selain itu, Bupati Anas juga mendorong perpustakaan nasional bisa menerbitkan buku-buku berbasis potensi lokal yang bisa menjadi referensi internasional.
Misalnya, Banyuwangi yang memiliki potensi budaya dan alam begitu kaya, mulai situs geopark nasional hingga cagar biosfer dunia.
"Ini akan menarik riset internasional datang ke daerah juga membuat sebuah daerah semakin dikenal. Dengan demikian perpustakaan ikut berkontribusi pada kemajuan daerah lewat buku yang diterbitkan," katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Perpustakaan Umum dan Khusus pada Perpustakaan Nasional, Nurhadi Saputra menyambut baik masukan yang disampaikan oleh Bupati Banyuwangi dua periode itu.
Saat ini Perpustakaan Nasional juga telah memiliki aplikasi perputakaan digital yang bisa diakses secara gratis.
"Terima kasih atas informasi dan wawasan yang diberikan. Ini akan menjadi masukan yang berharga bagi kami," kata Nurhadi.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada jajaran Pemkab Banyuwangi yang telah mendukung program pengembangan perpustakaan gerakan gemar membaca dan peningkatan SDM.
"Kami berharap kegiatan ini dapat mendorong masyarakat lebih dekat dengan buku. Menjadikan perpustakaan sebagai sahabat terbaik sekaligus sebagai pusat sumber belajar dan berkegiatan di masyarakat," ujarnya.
Safari Gemar Membaca di Pendopo Kabupaten Banyuwangi dihadiri bebagai elemen masyarakat, seperti pegiat literasi, perwakilan pustakawan desa, budayawan, tokoh masyarakat, penggerak PKK serta guru sekolah. (*)