Jombang (ANTARA) - Ribuan santri Pondok Pesantren (Ponpes) Tebuireng dan mahasiswa melaksanakan Shalat Istisqa atau minta hujan di lapangan Universitas Hasyim Asy'ari Ponpes Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Senin.
Shalat Istisqa di Tebuireng itu untuk meminta turunnya hujan agar kemarau panjang yang berdampak pada kebakaran hutan dan lahan (karhutla) serta kabut asap, maupun kekeringan di wilayah Indonesia segera berakhir.
Di bawah terik matahari, sekitar pukul 11.00 WIB, ribuan santri mengikuti Shalat Istisqa yang dipimpin KH Masduki Abdurrahman dari PPTQ (Pondok Pesantren Tahfidzil Quran) Kecamatan Perak, Jombang
"Dengan Shalat Istisqa ini diharapkan Allah SWT menurunkan hujan. Ini merupakan ikhtiar yang dilaksanakan Pesantren Tebuireng untuk kebaikan seluruh umat dan seluruh makhluk yang ada di dunia ini," kata KH Masduki.
Kiai Masduki menuturkan, jika umat Islam dalam kesulitan, seperti kemarau panjang, maka Nabi Muhammad SAW memerintahkan segera mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Shalat Istisqa dilaksanakan umat Islam bila terjadi kemarau panjang atau karena diperlukan untuk kebutuhan tertentu, seperti kebakaran hutan dan bencana kekeringan.
"Mudah-mudahan wilayah yang dilanda kekeringan bisa segera hujan, jika belum hujan bisa menerima pemberian dari Allah. Kita tidak boleh putus asa," tegasnya.
Salat Istisqa hukumnya sunah muakkad sebanyak dua rakaat. Tata cara shalat minta hujan ini sama seperti Shalat Id, di antaraya jumlah takbir dan adanya khotbah setelah shalat.
Hal senada diungkapkan Kepala Pondok Pesantren Tebuireng Ustadz Iskandar. Ia menuturkan ada sekitar lima ribu santri, dosen serta pengurus pesantren yang mengikuti Shalat Istisqa ini.
"Sebagai bangsa kita sangat prihatin dengan kebakaran hutan dan kabut asap, maka kita gelar Shalat Istisqa agar Allah menurunkan hujan ditempat-tempat yang mengalami kekeringan atau bencana lainnya," kata Iskandar.
Kemarau panjang, santri Ponpes Tebuireng gelar shalat minta hujan
Senin, 30 September 2019 17:12 WIB