Banyuwangi (ANTARA) - Gerak jalan tradisional dalam rangka memperingati HUT Ke-74 Republik Indonesia di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu, mendapat antusiasme tinggi dari warga.
Tak hanya mengenakan busana nuansa merah putih, peserta lomba juga mengenakan pakaian adat nusantara dan pakaian khas Banyuwangi juga menjadi pemandangan menarik tersendiri. Lagu-lagu perjuangan dinyanyikan para peserta sepanjang berlomba.
"Mudah-mudahan kegiatan ini bisa membawa spirit bagi kita untuk terus membangun dan menyukuri kemerdekaan. Gerak jalan ini merupakan simbol dari kedisiplinan dan kekompakan. Banyuwangi bisa seperti ini karena kita kompak, semoga kegiatan ini akan lebih mendorong kita dalam membangun kedisiplinan dan kekompakan kembali," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, usai melepas keberangkatan peserta gerak jalan 45 km, di Kantor Kecamatan Gambiran, Banyuwangi.
Tak lupa pula Bupati Azwar Anas mengingatkan seluruh peserta agar tidak membuang sampah sembarangan.
"Saya berharap ini jadi contoh penyelenggaraan kegiatan kemerdekaan yang bebas dari sampah. Mari kita terus peduli kebersihan dan tidak buang sampah sembarangan, utamanya sampah plastik," ujarnya.
Pelepasan peserta ditandai dengan diberangkatkannya Paguyuban Pecinta Sepeda Onthel Banyuwangi, dan bahkan Anas sempat menjajal mengendarai salah satu sepeda.
Semua peserta terlihat sangat antusias mengikuti agenda tahunan ini, tak terkecuali para siswa SMK 17 Agustus 1945 Genteng. Dengan mengenakan kostum lapangan pramuka lengkap, mereka juga menempelkan sebuah bendera merah putih berukuran kecil di pipi kanannya.
"Kami senang bisa berpartisipasi di kegiatan ini, meskipun hanya sempat latihan selama tiga hari, yang penting kebersamaannya," kata Yulia Safitri, siswi kelas XII SMK 17 Genteng.
Usai melepas gerak jalan, Bupati Anas juga ikut gerak jalan bareng peserta sebagai regu kehormatan bersama Forum Pimpinan Daerah dan pimpinan OPD.
Sebelumnya, Bupati Anas juga melepas karnaval di Kecamatan Purwoharjo, karnaval tersebut diikuti ribuan pelajar SD, SMP, SMA dan umum. Mereka mengenakan busana adat nusantara sebagai bentuk keinginan kuat menjaga rasa persatuan dan kesatuan Indonesia.