Jember (ANTARA) - Guru besar Fakultas Ilmu Komputer Universitas Jember Prof Slamin mengatakan Universitas Jember (Unej) bertekad menjadi pusat kajian teori graph di Indonesia setelah Institut Teknologi Bandung.
"Hal itu didukung oleh keberadaan kelompok riset Combinatorics, Graph Theory and Network Topology (CGANT) di tingkat universitas dan kelompok riset sejenis yang ada di tingkat fakultas," kata Prof Slamin di sela pembukaan kegiatan The Fourth International Conference on Graph Theory and Information Security (ICGTIS) 2019 yang diselenggarakan oleh Unej di Hotel Green Hill Kabupaten Jember, Jawa Timur, Rabu.
Sejak didirikan tahun 2014, lanjut dia, kelompok riset CGANT dan lainnya sudah mempublikasikan tidak kurang dari 150 penelitian di berbagai jurnal terakreditasi internasional maupun nasional.
"Tahun ini sudah ada 30 penelitian kawan-kawan di CGANT dan kelompok riset lainnya yang meneliti teori graph yang sudah dipublikasikan di berbagai jurnal yang didukung oleh banyaknya dosen dan peneliti di Kampus Unej yang menekuni teori graph," tuturnya.
Seperti di Fakultas MIPA ada kelompok riset yang memadukan teori graph dengan Aljabar, di Fakultas Ilmu Komputer ada kelompok riset teori graph yang mendukung kajian jaringan dan keamanan informasi, sementara di FKIP meneliti bagaimana pengembangan dan pembelajaran teori graph, statistik dan komputasi.
"Pengembangan penelitian teori graph di Kampus Unej menjadi strategis mengingat kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, khususnya dunia komputer tidak bisa lepas dari teori graph," katanya.
Menurutnya teori graph adalah cabang dari ilmu matematika yang menjadi jembatan antara ilmu matematika dengan ilmu komputer, misalnya saja seorang yang akan membangun jaringan komputer harus belajar teori graph, agar tipologi jaringan komputer yang dibangunnya berhasil.
"Begitu pula di bidang keamanan informasi, misalnya saja pesan yang dikirimkan melalui aplikasi tertentu harus dienskripsi agar tidak gampang diretas dan dasar dari enskripsi itu dari teori graph," ucap Slamin yang juga adalah Presiden Indonesian Combinatorial Society (InaCombS).
Tidak hanya dapat diaplikasikan di dunia komputer, lanjut dia, teori graph juga dapat digunakan dalam bidang lain semisal pertanian dan perkebunan, sehingga aplikasi teori graph di bidang pertanian dan perkebunan sesuai dengan fokus utama Universitas Jember di bidang pertanian dan perkebunan industrial.
Sementara Rektor Unej Moh Hasan mendukung penuh terwujudnya Unej menjadi pusat kajian teori graph, sehingga pihak rektorat akan memberikan dukungan kepada kegiatan-kegiatan yang menumbuh kembangkan atmosfir akademik di kampus setempat.
"Saya sangat mengapresiasi konferensi kali ini yang mampu menghadirkan para pembicara yang merupakan pakar di bidangnya baik dari dalam negeri maupun luar negeri, dan yang terpenting membuka peluang kerja sama antara Unej dengan perguruan tinggi lainnya, khususnya di bidang pengembangan teori graph," katanya.
Kegiatan ICGTIS 2019 menghadirkan sembilan pembicara utama di antaranya enam pembicara dari luar negeri yakni Prof Martin Baca dan Andrea Fenovcikova dari Technical University Kosice, Slovakia, kemudian Christina Dalfo dan Joseph Miret dari Universitat de Lleida, Spanyol, serta Serta Joe Ryan dan Yu Qing Lin dari University of Newcastle Australia.
Konferensi tersebut diikuti oleh 93 peserta yang berasal dari 10 negara di antaranya Filipina, Malaysia, Amerika Serikat, Uni Emirat Arab, India, Perancis, dan Indonesia.
Universitas Jember jadi pusat kajian teori graph baru di Indonesia
Rabu, 17 Juli 2019 20:30 WIB