Sidoarjo (ANTARA) - Menteri Pertanian Republik Indonesia Andi Amran Sulaiman mendorong penggunaan revolusi industri 4.0 dalam bidang pertanian, karena mampu meniingkatkan efisiensi waktu dan juga produktivitas.
"Revolusi industri 4.0 merupakan kerangka teknologi yang diterapkan Kementerian Pertanian (Kementan) dalam mentransformasi pertanian tradisional menuju pertanian modern," katanya saat meluncurkan pertanian 4.0 di Desa Junwangi, Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu.
Dalam kesempatan itu, Mentan melihat traktor yang biasa digunakan untuk memanen padi tanpa awak, cukup dikendalikan dengan menggunakan piranti lunak jarak jauh.
"Selain itu, juga ada drone (pesawat tanpa awak) yang bisa digunakan untuk menebar benih padi, sehingga ke depan petani yang ingin menebar benih padi dan juga panen cukup berada di rumah, dan mengoperasikan dari jarak jauh," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya akan bersinergi dengan pihak perguruan tinggi yang ada di Indonesia untuk mengembangkan penerapan revolusi industri di Indonesia.
"Ke depan para petani yang ingin bertani tidak perlu lagi menyentuh tanah, karena cukup dikendalikan dari jarak jauh, mulai dari proses membajak sawah, menanam sampai dengan memanen," ucapnya.
Menurutnya, saat ini memang masih banyak kekurangan yang harus disempurnakan dari alat-alat pertanian itu sampai dengan bisa dimanfaatkan dan diperbanyak oleh petani.
"Inilah nanti yang akan terus dikembangkan sampai dengan akhir tahun ini, supaya nanti bisa dikembangkan dan dimanfaatkan oleh petani di Indonesia," ujarnya.
Senada juga disampaikan oleh Bupati Sidoarjo Saiful Ilah yang mendukung penuh program pertanian 4.0 yang digagas oleh Kementerian Pertanian tersebut.
"Kami sangat mendukung demi tercapainya swasembada pangan, dan nantinya bisa menyejahterakan masyarakat," katanya.
Dirinya mengatakan, saat ini luasan lahan pertanian di Kabupaten Sidoarjo sebanyak 17 ribu hektar dan ke depan kemungkinan akan semakin menyempit karena banyaknya investor yang akan masuk ke Sidoarjo.
"Banyak pengembang perumahan dan juga industri yang masuk di Sidoarjo, dan diperkirakan akan berimbas pada penyusutan jumlah lahan pertaniannya," katanya.