Surabaya (ANTARA) - Bank Indonesia pewakilan Jawa Timur menargetkan sembilan produk UMKM di wilayah setempat masuk ke pasar swalayan di Singapura, sebagai upaya lanjutan kerja sama kedua negara yang bertajuk "Business Matching Indonesia-Singapura Akselerasi Ekspor Produk UMKM Unggulan Jawa Timur”.
Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi Jawa Timur, Harmanta di Surabaya, Sabtu, mengatakan sembilan produk yang dapat dibawa ke Singapura, di antaranya almond crispy “Pawon Kue”, rengginang bawang dan tempe “Syafrida”, sambal bawang Bu Sandra, bagelen “Ayu Cookies”, dan teh hitam “Si Taraa” dari Surabaya.
Selain itu, dipilih pula aneka keripik “So Kress” dari Malang, bawang goreng “Bang Go” dari Bojonegoro, Lapeyek dari Sidoarjo serta aneka keripik “Mak Plengeh” dari Kediri.
Harmanta mengatakan BI Jatim juga telah mempertemukan sekitar 40 UMKM Jatim dengan ANAPANA, yakni importir yang akan membawa produk UMKM Jawa Timur ke Singapura.
"ANAPANA juga sudah berkunjung ke lokasi UMKM tersebut untuk melihat secara langsung proses produksinya dan melakukan kurasi," katanya.
Harmanta mengatakan sejak beberapa tahun terakhir Singapura telah menjadi salah satu negara tujuan ekspor Jawa Timur, bahkan yang terbesar di antara negara ASEAN, terutama untuk industri nonmigas.
Berdasarkan data ekspor ke Singapura periode Januari sampai Maret 2019, ekspor nonmigas Jawa Timur ke Singapura sebesar 364,8 juta dolar AS atau 5,73 persen dari total ekspor nonmigas Jawa Timur. Jumlah itu menjadikan Singapura sebagai potensi pasar yang besar bagi produk Jawa Timur.
"Oleh karena itu, kami terus berusaha meningkatkan eksistensi dan daya saing produk lokal, khususnya yang berbasis UMKM dengan terus melakukan perbaikan dan pembenahan kapasitas dan kualitas UMKM, sehingga bisa bersaing di pasar ekspor," katanya.
Sebelumnya, juga telah dilakukan pertemuan serupa namun dengan Malaysia dan sudah ada beberapa produk yang tembus.
"Ke depan, kami akan lebih mendorong lagi kegiatan serupa dengan negara lainnya," katanya.