Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Kota Surabaya bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Takmir Masjid Al Akbar Surabaya menggelar "Megengan Kubro" menyambut datangnya bulan suci Ramadhan dengan menyajikan sebanyak 21 ribu kue apem.
Bertempat di Masjid Al Akbar Surabaya, Jumat siang, 21 ribu kue apem yang disajikan tampak langsung habis diperebutkan masyarakat hanya dalam waktu sekejap.
"Saya merasa masjid ini jauh dari masyarakat. Dengan begini kan masyarakat bisa lebih dekat dengan Masjid Al Akbar Surabaya," ujar Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini kepada wartawan di sela kegiatan yang tercatat sebagai rekor dalam Museum Rekor Indonesia (MURI) itu.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan megengan adalah kearifan lokal yang terus terjaga kelestariannya secara turun temurun.
"Ini pendekatannya lebih ke sosio kultural. Menjelang datangnya bulan suci Ramadhan kita bermaaf-maafan sambil berbagi kue apem sehingga terasa spiritual," ucapnya.
Megengan dengan berbagi kue apem, lanjut dia, adalah mempererat hubungan silaturahim antara sesama umat manusia atau hablum minannas.
"Kalau bulan suci Ramadhan itu kan hubungan manusia dengan Tuhan atau hablum minallaah, kita beribadah shalat sunnah tarawih, mengaji tadarus, dan lain sebagainya. Tapi kita juga tidak melupakan hablum minannas, yaitu melalui tradisi megengan ini, sambil berbagi kue apem," tuturnya.
Wali Kota Tri Rismaharini memastikan Pemerintah Kota Surabaya bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Takmir Masjid Al Akbar Surabaya, ke depan sepakat untuk lebih mendekatkan diri dengan masyarakat untuk lebih memakmurkan masjid terbesar kedua di Indonesia itu.
"Terutama kami mengajak anak-anak supaya lebih mengenal Islam di sini. Bukan sekadar belajar shalat dan membaca Al Quran, melainkan agar mereka menjadi anak yang berakhlak baik. Dengan begitu anak-anak bisa tangguh, tidak tergoda narkoba dan minuman keras. Serta tidak ada lagi anak-anak yang memukuli gurunya lagi," ujarnya. (*)
"Megengan Kubro" di Surabaya sajikan 21 ribu apem
Jumat, 3 Mei 2019 19:21 WIB
Ini pendekatannya lebih ke sosio kultural