Madiun (ANTARA) - Warga Kota Madiun, Jawa Timur, menggelar tradisi "megengan” berupa kenduri dan menukar “berkat” sebagai tradisi dalam menyambut datangnya Bulan Suci Ramadhan yang dijadwalkan dimulai pada 13 April 2021.
Kenduri atau selamatan megengan dilakukan selepas isya di masing-masing masjid ataupun musala yang ada di setiap rukun tetangga (RT) yang tersebar di seluruh Kota Madiun.
"Megengan ini merupakan tradisi jelang bulan Ramadhan. Dalam megengan itu, selain melantunkan bacaan ayat-ayat suci Al Quran, juga menukarkan berkat makanan yang dibawa oleh masing-masing kepala keluarga," ujar Takmir Musala Al-Amin di RT 09/RW 03 Kelurahan Nambangan Kidul, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun, Sasomo, di Madiun, Minggu.
Ia mengatakan umumnya megengan dilakukan beberapa hari sebelum Ramadhan. “Berkat” atau wadah berisi makanan yang dibawa masing-masing keluarga bervariasi sesuai dengan kemampuan. Namun, jika menurut tradisi, megengan identik dengan jajanan atau kue apem.
Sayangnya, seiring kemajuan zaman, kue apem sudah jarang yang membuatnya sehingga makanan jenis apa saja bisa untuk megengan.
"Yang terpenting adalah niatnya," katanya.
Tujuan megengan adalah bersyukur atas berkah bulan Ramadhan yang suci dan mohon lindungan Allah SWT untuk lancar dalam menjalankan ibadah puasa dan semua urusan keluarga. Hal itu wujud dari hubungan manusia dengan Tuhan atau "hablum minallaah".
Selain itu, katanya, wujud mempererat hubungan silaturahim antara sesama umat manusia atau hablum minannas.
Di samping megengan, tradisi lain menjelang Ramadhan yang masih lestari di Kota Madiun adalah ziarah kubur ke makam leluhur. Saat berziarah, warga membawa bunga mawar untuk ditabur di pusara. Makam-makam leluhur juga dibersihkan dari rerumputan dan dedaunan.
Tujuan ziarah makam tersebut mendoakan keluarga yang sudah meninggal agar diberi ketenangan dan diampuni segala dosanya oleh Allah SWT. Permohonan maaf tersebut intensif dilakukan di Bulan Suci Ramadhan yang diyakini sebagai bulan penuh dengan ampunan.