Surabaya (ANTARA) - Gereja Katolik Santo Vincentius A Paulo di Jalan Widodaren Surabaya menggelar peribadatan yang dikemas dalam pertunjukan "Siluet Jalan Salib", dalam rangkaian peringatan paskah.
"Ini sebenarnya bukan pertunjukan, melainkan peribadatan Jalan Salib yang diekspresikan oleh muda-mudi Gereja Katolik Santo Vincentius A Paulo," ujar Romo Kepala Paroki Gereja Katolik Santo Vincentius A Paulo Antonius Sapta Widada, saat dikonfirmasi seusai peribadatan, Jumat.
Dia mengatakan peribadatan Jalan Salib digelar untuk mengenang perjalanan Tuhan Yesus Kristus yang menjalani hukuman mati dengan cara disalib.
Peristiwa tersebut terjadi pada masa Kerajaan Romawi yang berlangsung di abad ke- 1 Masehi. Di bawah pengadilan pemuka agama Yahudi, Yesus dianggap melakukan pelanggaran agama karena mengaku sebagai anak Allah.
Dalam peribadatan itu digambarkan Tuhan Yesus mengalami berbagai macam hinaan dan siksaan dari prajurit-prajurit Kerajaan Romawi maupun masyarakat setempat, sebelum kemudian menjalani hukuman mati dengan cara disalib.
"Betapa luar biasanya Tuhan Yesus mengorbankan dirinya untuk umat manusia. Itulah yang menjadi pokok peribadatan pada pagi hari ini. Kita mau mengikuti jalannya Tuhan Yesus tapi ternyata bukan hal yang mudah," ucapnya.
Romo Antonius mengungkapkan visualisasi Jalan Salib dalam peribadatan tersebut ditampilkan dengan cara siluet agar segala bentuk kekerasan yang menimpa Yesus seperti pada persitiwa aslinya tidak membuat anak-anak maupun para jemaat merasa ketakutan.
Salah seorang jamaat, Fransisca Rodiah, usai mengikuti peribadatan dan menyaksikan visualisasi siluet Jalan Salib, merasakan pengorbanan Tuhan Yesus untuk umatnya begitu berat.
"Betapa sulitnya Tuhan Yesus menjalani hukuman mati dan menerima penghinaan dan siksaan demi kita semua. Kalau mengingat itu, membuat saya harus berpikir dua kali kalau mau berbuat dosa," katanya. (*)
Video Oleh Hanif Nashrullah