Surabaya (ANTARA) - Kementerian Perindustrian menggandeng Universitas Kristen Petra Surabaya mendorong generasi muda mengembangkan industri sepatu nasional melalui kegiatan Indonesian Footwear Creative Competition (IFCC) di kampus setempat, Selasa.
"Dengan IFCC kami dorong generasi muda atau tukang insinyur untuk menjadi industriawan alas kaki dengan pelatihan, memberikan alat dan difasilitasi untuk pemasaran," kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka Kemenperin Gati Wibawaningsih.
Desainer muda, kata Gati, mempunyai potensi jangka panjang karena paham segmentasi dan selera anak muda untuk kemudian bekerja sama dengan Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) mengembangkan industrinya secara nasional.
"Kalau dilihat, anak muda makin berproduksi dengan baik. Jika produksi tidak bagus maka tidak laku dijual. Itu tugas pemerintah untuk memfasilitasi startup," katanya.
Jumlah industri alas kaki di Indonesia saat ini sebanyak 18.657 unit usaha dengan komposisi industri kecil sebanyak 18.091 unit usaha, industri menengah 411 unit dan 155 unit industri besar yang diproyeksikan tumbuh pada tahun ini.
Menurut Gati, yang paling penting untuk menumbuhkan industri kecil menengah (IKM) alas kaki di Indonesia adalah pasar. Pihaknya sudah memikirkan kebutuhan pasar bagi IKM alas kaki sejak tahun 2016.
"Untuk industri alas kaki, kami melihat selain pasar, adalah bahan baku. Kalau akses permodalan banyak sekali, yang dibutuhkan IKM tak hanya modal tapi akses. Karena permodalan sangat banyak. Semua harus jalan untuk industri alas kaki," katanya.
Diungkapkannya, saat ini 60 persen bahan baku untuk alas kaki masih impor. Pihaknya pun menyambut baik langkah Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak yang akan membangun industri yang fokus pada bahan baku sepatu di Magetan.
"Industri itu, kami kemarin bantu untuk mesin pengukur. Mesin buatan Italia itu membuat limbah sangat kecil. Misalnya wagub fokus ke sana itu lebih bagus," katanya.
Mengenai insentif dari pemerintah untuk menstimulus perkembangan industri bahan baku sepatu, Gati menyatakan belum ada. Namun pemerintah nantinya akan berupaya berinvestasi melalui pemberian insentif kepada pengusaha.
"Jika ada pengusaha yang akan berinvestasi membuka usaha bahan baku, maka harus diberikan insentif," katanya.
Sementara untuk kerja sama dengan perguruan tinggi utamanya UK Petra, BPIPI sudah menyiapkan tempat untuk praktik yang bisa digunakan mahasiswa.
Rektor UK Petra Surabaya Prof Djwantoro Hardjito menyambut baik kerja sama dengan Kemenperin di bidang industri alas kaki. Menurutnya industri kreatif seperti itu perlu digenjot karena merupakan peluang dan kreativitas tidak bisa diganti oleh robot.
"Siswa SMK punya potensi yang luar biasa. Jika dilihat dari kompetisi tahun lalu, snikers yang dibuat luar biasa. Hanya perlu polesan dan diproduksi secara profesional ini potensinya luar biasa dan tidak kalah dengan desainer dari luar," ujarnya.(*)