Jombang (ANTARA) - Menteri Pertahanan Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu meminta warga mewaspadai berbagai macam ancaman terhadap bangsa, baik ancaman menggunakan senjata maupun mengubah mindset atau pola pikiri, misalnya dengan cuci otak.
"Bela negara Indonesia ini adalah kesadaran bagi seluruh rakyat Indonesia. Bagaimana menghadapi ancaman, terutama pada yang bersenjata, mengubah mindset, cuci otak," katanya saat menghadiri acara Ceramah Bela Negara di Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jumat.
Ia mengatakan, masyarakat juga harus mewaspadai berbagai macam fitnah yang tersebar di berbagai jejaring sosial.
"Hoaks, fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan. Ingat dosa. Kami serukan melalui siber juga, diingatkan berulang-ulang. Tapi, suruh berbuat baik memang tidak gampang," katanya.
Disinggung adanya kelompok yang ingin melepaskan diri dari NKRI, ia mengatakan, saat ini kelompok tersebut masih dicari polisi. Tentara Nasional Indonesia (TNI) tugasnya menjaga keselamatan. "Namun, jika ancaman itu sudah mengganggu keselamatan, (tentara) akan turun," kata dia.
Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng KH Sholahudin Wahid mengatakan, bela negara memang sangat penting, salah satu caranya dengan menjauhi ucapan yang tidak baik serta menjaga keberagaman hingga menghormati satu sama lain.
"Harus menjauhi ucapan yang tidak baik, menjaga keberagaman, hormati satu sama lain, tidak boleh merasa paling benar. Semua pihak harus menghentikan fitnah, caci maki, ucapan yang menyinggung perasaan orang lain," kata dia.
Ia juga menambahkan, kalangan ulama dianjurkan untuk tidak ikut dalam hiruk pikuk politik dan diminta meredam situasi yang menjurus pada keadaan yang tidak baik. Para pendukung juga menahan diri, dengan harapan tercipta kedamaian.
Lebih lanjut, Gus Sholah, sapaan akrab KH Sholahudin Wahid, mengaku heran dengan sikap masyarakat saat ini. Dicontohkan, dari berbagai grup media sosial yang ia ikuti, ada pihak yang ribut-ribut terkait dengan calon yang didukungnya, padahal belum tentu calon yang didukungnya itu mengenal dirinya.
Namun, lanjut Gus Sholah, sebagai warga negara yang baik, masyarakat diharapkan menggunakan hak suaranya pada Pemilu 2019. Jika tidak suka dengan salah satu calon, bisa mencoblos yang disukainya, termasuk jika tidak suka dua-duanya, hak suara tetap diberikan.
Acara itu diikuti santri serta warga sekitar. Saat datang, rombongan Menhan langsung diterima Gus Sholah dan sempat berziarah ke makam Gus Dur serta sejumlah makam tokoh nasional lainnya di komplek Pesantren Tebu Ireng. (*)