Banyuwangi (Antaranews Jatim) - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu (17/2) menghadirkan produsen cokelat Indonesia yakni pendiri Pipiltin Cocoa untuk memberikan pelatihan pengolahan cokelat (Chocolate Food Festival) dalam rangkaian kegiatan "Glenmore Chocolate Fetsival".
Pelatihan (Worskhop) pengolahan cokelat yang digelar di kawasan wisata Doesoen Kakao, Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmoreini dengan narasumber Tissa Aunilla yang merupakan pendiri Pipiltin Cocoa.
"'Workshop' pengolahan cokelat ini digelar untuk mendorong munculnya pelaku usaha baru cokelat di Banyuwangi, mengingat komoditas kakao Glenmore sangat potensial untuk dikembangkan," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dalam keterangan tertulis diterima Antara di Banyuwangi, Minggu.
Menurut Bupati Anas, Kakao Glenmore merupakan salah satu bahan pembuat cokelat terbaik di dunia, saat ini PT Perkebunan Nusantara XII telah membuka pabrik pengolahan coklat dan telah memungkinkan masyarakat untuk bisa menikmatinya,
"Jadi, ini kesempatan yang bagus untuk membuka usaha cokelat," ujar Bupati Banyuwangi dua periode itu.
Ia mengemukakan, Indonesia adalah negara penghasil cokelar nomor tiga di dunia, dan salah satu daerah penghasil cokelat terbaik dari Indonesia adalah di Doesoen Kakao Glenmore, Kabupaten Banyuwangi.
Anas mengungkapkan bahwa Banyuwangi tengah mempersiapkan sekolah kejuruan yang membuka jurusan barista kopi dan cokelat.
"Kami telah berkolaborasi dengan BUMN untuk menyiapkan SMK jurusan barista kopi dan cokelat, harapannya di Banyuwangi lahir SDM yang bisa menggarap dengan optima potensi kopi dan cokelat di Banyuwangi," ucap Anas.
Tidak sekedar pelatihan, dalam "Chocolate Food Festival" ini juga disuguhkan berbagai makanan berbahan cokelat, mulai dari brownies alpukat, dadar cokelat gulung, pisang fla cokelat, cokelat shake aloevera, gumbili cokelat dan salad cokelat.
Selain itu, juga ada nasi coklat teriyaki, pizza cokelat milenial, sandwich tuna cokelat, chocolate cream cheese, brownies kukus motif batik parang, beraneka minuman cokelat dan beragam hidangan dari cokelat lainnya.
"Workshop" pengolahan cokelat ini diikuti ratusan peserta dari UMKM hingga pelajar SMK yang tertarik dengan pengolahan cokelat.
"Saya merasa senang karena pesertanya banyak, ini menunjukkan bahwa saat ini animo orang Indonesia untuk mengelola kekayaan alamnya
sudah mulai tumbuh. Kita semua mulai sadar untuk tidak hanya menjual biji mentah, namun sudah bentuk olahannya," kata Tissa, pendiri Pipiltin Cocoa.
Dalam pelatihan ini, Tissa mengenalkan seputar proses pengolahan yang bisa menghasilkan produk cokelat dengan kualitas terbaik. Tissa
memulainya dengan mengenalkan berbagai varian cokelat terbaik di Indonesia, salah satunya cokelat dari perkebunan yang ada di Glenmore.
"Ini penting, agar kita bisa mengenali masing-masing ciri khas cokelat agar mengkreasikannya bisa tepat," katanya.
Salah seorang peserta pelatihan, Ziska Purwanti (33) pelaku usaha cokelat di Banyuwangi mengatakan sangat senang bisa mengikuti pelatihan pengolahan cokelat, karena merasa mendapat ilmu baru untuk pengembangan usahanya.
"Pelatihan ini sangat bermanfaat untuk memperkaya wawasan sekaligus membuat kreasi cokelat buatan saya menjadi lebih terarah," tuturnya.
"Glenmore Chocolate Festival" merupakan rangkaian kegiatan yang digelar selama dua hari 16 hingga 17 Februari 2019 di kawasan Doesoen Kakao, mulai dari "Chocolate Glenmore Run" yang dibuka oleh Menteri BUMN Rini M Soemarno, "Chocolate Happy Cycling" hingga Chocolate Jazz and Food Festival". (*)