Kediri (Antaranews Jatim) - Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri, Jawa Timur, mengungkapkan jumlah korban meninggal dunia akibat penyakit demam berdarah di kabupaten ini selama Januari 2019 mencapai 12 orang yang mayoritas usianya di bawah 15 tahun.
"Korban meninggal dunia ada 12 orang. Kalau jumlah penderita mulai Januari ini mencapai 271 orang, rangking satu se-Jatim," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri Adi Laksono di Kediri, Senin.
Ia mengakui, jumlah kasus yang terdata ini cukup banyak. Mereka juga berusia produktif, namun mayoritas anak-anak. Mereka juga berasal dari berbagai daerah di wilayah kabupaten.
Dari 12 orang yang meninggal dunia tersebut, mereka menderita DSS (dengue shock syndrome). Nyawa mereka tidak dapat diselamatkan karena kondisinya sudah parah saat dibawa ke rumah sakit atau puskesmas.
Adi mengatakan, setiap orang tua harus waspada jika ada anggota keluarga yang mengeluhkan sakit. Jika yang bersangkutan sakit panas harus segera dibawa ke rumah sakit untuk memastikan sakitnya berbahaya atau tidak. Dengan itu, tim medis bisa langsung melakukan perawatan atas pasien.
Ia menyebut, banyak faktor yang memengaruhi tingginya jumlah penderita DBD di Kabupaten Kediri ini, salah satunya karena tingkat waspada masyarakat yang masih belum optimal. Selain itu, budaya melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) masih kurang, menyebabkan jentik nyamuk bisa leluasa berkembang.
"Ini kami evaluasi. Intinya ini siklus tiga tahunan. Karena secara budaya psikologis, kasus tinggi masyarakat bergerak, waspada, begitu tahun berikutnya turun, pasti lupa PSN. Padahal, satu pekan sekali penting untuk mengecek ada jentik atau tidak, sehingga tahun kedua meningkat. Ini di Desember 2018 juga sudah mulai ada kenaikan, rumah sakit juga penuh," kata dia.
Ia menegaskan, PSN harus intensif dilakukan dengan harapan bisa menekan penyebaran nyamuk Aedes Aegypti. Nyamuk ini berkembang biak di air bersih, sehingga pembersihan berbagai media yang bisa menampung air bersih harus dilakukan, misalnya di kamar mandi, kolam air, hingga tempat minum burung.
Selain rumah, Adi Laksono juga meminta agar kebersihan di lingkungan sekolah dan kantor juga diperhatikan. Lingkungan tersebut juga harus dipastikan terbebas dari nyamuk dengan intensif melakukan PSN.
Ia berharap dengan kegiatan tersebut dapat menekan seminimal mungkin penyebaran nyamuk demam berdarah, sehingga dapat menekan warga yang terkena penyakit demam berdarah. (*)
Baca juga: Jumlah Penderita DBD di Jatim Meningkat 47 Persen
Baca juga: Dua Warga di Madiun Meninggal Akibat Demam Berdarah