Madiun (Antaranews Jatim) - Para petani di Kabupaten Madiun, Jawa Timur harus antre untuk mendapatkan solar, salah satunya seperti yang terlihat di SPBU 54.631.22, Desa Klitik, Kecamatan Wonoasri.
Petani setempat, Warsito mengatakan pihaknya sudah antre sejak pukul 6 pagi untuk membeli solar. Jika tidak antre, dipastikan tidak akan kebagian bahan bakar minyak bersubsidi tersebut.
"Antre sejak jam 6 pagi. Sedangkan solar datanganya jam 9. Kalau tidak antre dari pagi tidak akan kebagian," ujar Warsito kepada wartawan, Rabu.
Menurut dia, sudah dua hari ini ia harus antre untuk mendapatkan solar yang dibutuhkan untuk bahan bakar mesin diesel dan traktornya.
"Ini waktunya tanam, jadi sawah harus diairi. Sementara, belum bisa mengandalkan hujan, karena curah hujan belum tinggi," kata petani asal wilayah Balerejo tersebut.
Hal yang sama diungkapkan petani lainnya asal wilayah Kecamatan Wonoasri, Suwardi. Usia bibit padi hasil semaiannya sudah mencapai 15 hari, jadi harus segera ditanam.
"Ini sudah mulai musim tanam, jadi butuh air yang cukup banyak untuk membuat tanaman padi tumbuh maksimal," kata dia.
Ia menjelaskan, dalam sehari untuk operasional traktor dan mesin dieselnya, dibutuhkan sebanyak 10 hingga 15 liter solar.
Diperkirakan, sulitnya mendapatkan solar tersebut imbas dari tingginya kebutuhan solar di kalangan petani karena memasuki masa tanam untuk bahan bakar mesin pompa air.
Sementara, pengawas SPBU Klitik Reza mengatakan, antrean petani yang membeli solar di SPBU Klitik sudah terjadi sejak empat hari terakhir, sehingga pihaknya terpaksa membatasi pembelian solar agar tidak terjadi aksi borong.
"Pembelian dibatasi maksimal Rp100 ribu. Antrean dimulai sejak pagi dan berakhir sekitar pukul 13.00 WIB ketika solar habis," katanya.
Antrenya pembelian solar di SPBU wilayah Wonoasri, Balerejo, dan Mejayan Kabupaten Madiun juga menyulitkan para sopir pengemudi truk. Sejumlah sopir terpaksa ikut antre untuk mendapatkan solar maupun bio solar.
"Ini tadi sudah antre lebih dari satu jam. Beberapa SPBU di wilayah Caruban kondisinya sama," kata seorang pengemudi truk, Bambang.
Ia berharap kondisi penjualan solar kembali normal, sehingga tidak perlu lagi antre berjam-jam untuk mendapatkan solar. Terlebih, sebentar lagi memasuki masa angkutan Natal 2018 dan Tahun baru 2019. (*)