Ngawi (Antaranews Jatim) - Sejumlah warga tepian hutan di Desa Papungan, Kecamatan Pitu, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, mulai kesulitan air bersih akibat sumur yang menjadi sumber air mereka telah mengering pada musim kemarau tahun ini.
Salah seorang warga desa setempat, Dasmi, Sabtu, mengatakan seiring memasuki musim kemarau, sumur-sumur milik warga Desa Papungan yang berbatasan dengan Kabupaten Blora, Jawa Tengah tersebut mulai mengering sejak sebulan terakhir.
"Warga mulai susah mencari air bersih. Sumur-sumur sudah kering, kalaupun ada yang mengeluarkan air, itu hanya beberapa saja," ujar Dasmi di Ngawi.
Untuk memenuhi kebutuhan air, warga desa setempat terpaksa mengambil air bersih di sendang yang ada di kaki perbukitan. Mata air atau sendang tua tersebut menjadi andalan warga dalam mendapatkan air besih sejak masuk musim kemarau.
"Setiap sore, kami selalu mengantre air di sendang dengan membawa sejumlah wadah. Air itu untuk kebutuhan masak, minum, dan mandi," kata Dasmi.
Hal yang sama diungkapkan oleh warga lainnya, Sadikin yang menyatakan setiap hari harus rela bolak-balik ke sedang untuk mengisi persediaan air bersih di rumahnya.
Banyaknya warga yang mengantre membuatnya resah karena kapasitas sendang terbatas. Jika diambil terus-menerus saat musim kemarau seperti ini, ia takut sumber air tersebut akan ikut kering.
"Kondisi itu sering terjadi saat bulan September. Sendang yang menjadi andalan sumber air kami, akhirnya mati karena kering dan banyak yang ambil," kata sadikin.
Jika sudah demikian, warga terpaksa mencari sumber air bersih ke lokasi yang lebih jauh lagi. Hal itu semakin menyulitkan warga dalam mendapatkan pasokan air.
Ia menambahkan, kesulitan air bersih di desanya sudah menjadi langganan setiap tahun. Untuk itu, pemerintah kabupaten setempat telah memberikan bantuan berupa penyediaan saluran air bersih. Namun, saat ini bantuan tersebut masih dalam proses pembangunan jaringan pipa.
Karena itu, guna membantu warga Desa Papungan mendapatkan air, maka warga berharap ada bantuan pendistribusian air bersih secara berkala dari Pemkab Ngawi di wilayahnya.
Diperkirakan, kesulitan air di wilayah tepian hutan di daerah perbatasaan antarkabupaten tersebut semakin meluas seiring dengan memasuki puncak musim kemarau pada September dan Oktober mendatang.
Selain Kecamatan Pitu, wilayah lain di Ngawi yang rawan kekeringan, diantaranya Kecamatan Padas, Bringin, Ngawi, dan Karanganyar. (*)