Surabaya (Antaranews Jatim) - Keberadaan destinasi atau lokasi wisata baru, ditambah gencarnya promosi membuat peningkatan kunjungan wisatawan asing ke Jawa Timur pada Juni 2018, kata pejabat Badan Pusat Statisik (BPS) setempat.
"Besarnya kenaikan wisatawan dari Januari hingga Juni 2018 dibanding periode yang sama tahun lalu, ditengarai akibat banyaknya objek atau destinasi wisata baru yang cukup menarik untuk dikunjungi, serta gencarnya promosi pariwisata yang telah dilakukan," Kata Kepala BPS Jatim, Teguh Pramono di Surabaya, Jumat.
Ia mencatat, kenaikan jumlah wisatawan asing yang masuk ke Jatim pada bulan Juni 2018 mengalami kenaikan sebesar 11,91 persen, atau mencapai 27.329 kunjungan.
Angka tersebut naik sebesar 11,91 persen dibanding Mei 2018 yang hanya dikisaran 24.420 kunjungan. Bahkan, jika dibanding tahun lalu periode yang sama, jumlahnya naik lebih besar yaitu sekitar 39,02 persen dari 19.658 kunjungan.
Secara umum, kata Teguh, pola kedatangan wisatawan asing ke Jatim selama Januari hingga Juni 2018 dibanding periode yang sama pada 2016 maupun 2017 mengalami kenaikan, tapi pada Juni 2018, pola sedikit berbeda karena justru mengalami peningkatan dibanding bulan sebelumnya.
"Kecenderungan yang meningkat ini perlu dipertahankan supaya terulang di bulan-bulan sebelumnya, misalnya dengan promosi tempat, sarana akomodasi, maupun event-event yang dilakukan oleh dinas terkait dan oleh pemerintah daerah setempat," katanya.
Untuk dominasi, ada sepuluh negara asal wisatawan asing yang sering berkunjung ke Jatim, yakni dari Malaysia, Singapura dan Tiongkok. Selanjutnya dari negara Taiwan, Amerika Serikat, India, Jepang, Thailand, Korea Selatan dan Hongkong.
"Sepuluh negara tersebut berkontribusi sebesar 42,73 persen dari total jumlah wisatawan asing yang masuk Jatim. Dan dari 10 negara tersebut, terbesar masih Malaysia dengan persentase 22,08 persen, disusul Singapura sebesar 6,36 persen dan Tiongkok sebesar 4,14 persen," katanya.
Dengan banyaknya jumlah wisatawan asing yang masuk Jatim, maka Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang juga ikut terkerek naik sebesar 0,49 persen, dari 50,08 persen menjadi 50,57 persen.
"Artinya, dari 100 kamar hotel berbintang yang tersedia, ada 50 kamar hingga 51 kamar yang setiap malam terisi," katanya.
Sementara Rata-rata Lama Menginap Tamu (RLMT) untuk hotel berbintang pada Juni 2018 mencapai 1,55 hari. Ini berarti pada umumnya, lama menginap baik tamu asing maupun tamu Indonesia di hotel berbintang berkisar antara satu hingga dua malam.(*)