Jember (Antaranews Jatim) - Sekitar 250 siswa SMA dan SMK di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, diajak nonton bareng film berjudul "22 Menit" yang menceritakan heroisme polisi melumpuhkan terorisme oleh Polres setempat .
Siswa dari SMKN Sumberwringin, SMA Sukosari dan SMK Ijen (Sempol) itu nonton bareng film didampingi oleh sejumlah anggota polisi dan para guru di sebuah gedung bioskop di Jember.
"Tujuan dilakukan nobar ini agar supaya para murid mengetahui kerja keras Polri dalam pemberantasan terorisme. Bahwa terorisme tidak perlu ditakuti oleh masyarakat dengan semboyan bersama, 'kami tidak takut'," kata Kapolsek Sumberwringin AKP Robby Hartanto, SH.
Selain itu, katanya, nonton bareng itu juga bertujuan mengajak peran serta masyarakat untuk menekan perkembangan bibit-bibit terorisme dengan peduli adanya warga di sekitar mereka yang menginap agar melapor mulai dari tingkat RT.
"Nobar film ini juga untuk memberikan pengetahuan akan cinta Tanah Air Indonesia dan memberi pemahaman kepada siswa siswi bahwa teroris itu hanya mengatasnamakan Islam tujuan sebenarnya ingin memecah belah Bangsa Indonesia," katanya.
Ia menjelaskan, polisi tidak hanya mengajak siswa untuk nonton bareng fim karya sutradara Eugene Panji dan Myrna Paramita itu. Polisi mengajak hampir semua lapisan masyarakat, tokoh agama, termasuk perangkat desa untuk juga nonton bareng.
Sementara Kepala SMKN Sumberwringin Mukty Asnan, SP mengatakan sangat berterima kasih kepada polisi yang telah memberikan kesempatan para siswanya melihat dampak buruk dari tindakan terorisme.
"Anak dan para guru tadi habis nonton mengaku banyak mendapat manfaat dengan film itu. Betul-betul menjadi pelajaran bahwa terorisme itu sangat berbahaya karena memecah belah bangsa. Terima kasih pak polisi yang telah menanamkan pemahaman kepada siswa kami mengenai bahayanya terorisme, sehingga diharapkan mereka tidak mudah terpengaruh oleh paham-paham radikal," katanya.(*)
Ratusan Siswa Bondowowo Nobar Film "22 Menit"
Selasa, 31 Juli 2018 18:20 WIB
Nobar film ini juga untuk memberikan pengetahuan akan cinta Tanah Air Indonesia dan memberi pemahaman kepada siswa siswi bahwa teroris itu hanya mengatasnamakan Islam tujuan sebenarnya ingin memecah belah Bangsa Indonesia.